Jakarta –
Sejumlah universitas di Indonesia masuk dalam pemeringkatan perguruan tinggi se-ASEAN versi ApliedHE. Pemeringkatan ini fokus pada bidang pembelajaran dan pengajaran, keterserapan lulusan di dunia kerja, dan riset secara umum.
Pemeringkatan perguruan tinggi dalam versi lainnya bisa mengukur bidang yang berbeda.
Dikutip dari laman resmi, perlu dipahami bahwa ranking AppliedHE bersifat sukarela. AppliedHE meminta universitas untuk menyerahkan data dan kemudian disurvei untuk selanjutnya disusun peringkatnya .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka, apabila ada universitas yang tidak masuk di dalam ranking, kampus tersebut kemungkinan menolak menyerahkan data atau terlambat mengetahui pemeringkatan ini. Lantas, apa saja perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik di Indonesia versi pemeringkatan ini?
PTN Terbaik di Indonesia Versi AppliedHE 2025
- Universitas Sebelas Maret (UNS)
- Universitas Padjadjaran (Unpad)
- Universitas Indonesia (UI)
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
- IPB University
- Institut Teknologi Bandung (ITB)
- Universitas Airlangga (Unair)
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Universitas Brawijaya (UB)
- Universitas Diponegoro (Undip).
Mengapa Peringkat PTN dan PTS Perlu Dipisah?
Pada pemeringkatannya, AppliedHE memisahkan ranking antara PTN dan perguruan tinggi swasta. Menurut lembaga pemeringkatan tersebut, universitas swasta berbeda dari universitas negeri dalam arti universitas swasta menerima sedikit atau tidak sama sekali dana pemerintah.
Selain itu, AppliedHE menilai universitas swasta sering kali lebih fokus pada pengajaran dan keterserapan lulusan dalam dunia kerja.
Universitas negeri sering kali memiliki misi sosial yang lebih luas dan lebih banyak dana pemerintah. Ini berarti PTN berada dalam posisi untuk melakukan lebih banyak penelitian atau menawarkan jurusan yang kurang laku secara komersial. Karena perbedaan besar ini, tidak selalu adil untuk membandingkan universitas swasta dan universitas negeri dengan dasar yang sama.
Ada banyak pemeringkatan universitas secara global, dengan fokus pemeringkatan pada bidang penelitian, PTS dengan anggaran penelitian yang lebih kecil sering kali mendapat peringkat yang cukup rendah.
Metodologi Ranking AppliedHE
Pemeringkatan AppliedHE mengevaluasi kualitas pengajaran dan pembelajaran, keterserapan lulusan di dunia kerja, riset universitas, keterlibatan dalam masyarakat, internasionalisasi, dan nilai merek institusi. Yang dimaksud sebagai nilai merek institusi adalah apakah institusi tersebut dipandang (dihormati) oleh universitas lain, sehingga gelar atau diploma yang diperoleh mempunyai bobot tertentu.
Berikut ini beberapa bobot penilaian dalam pemeringkatannya:
1. Pengajaran dan Pembelajaran (40%)
Bobot kualitas pengajaran dan pembelajaran dievaluasi melalui survei mahasiswa. AppliedHE melakukan survei kepada para mahasiswa tentang pendapat mereka mengenai kelas, kurikulum, ujian, fasilitas, instruktur, kampus, kehidupan sosial, dan sebagainya.
Untuk memastikan representatif survei, AppliedHE mensurvei setidaknya 10% dari seluruh mahasiswa. Dalam beberapa kasus, beberapa universitas memiliki tingkat respons kurang dari 10%, sehingga mereka mendapat penalti karena AppliedHE tidak dapat memastikan seberapa representatif respons mahasiswa.
2. Keterserapan Lulusan/Employability (15%)
Tingkat keterserapan lulusan diukur dengan survei terhadap lulusan terbaru, yang terkadang disebut sebagai studi pelacakan alumni atau alumni tracer study. Di banyak negara ASEAN, universitas diwajibkan menyerahkan pelacakan alumni ini kepada pemerintah.
AppliedHE melihat jumlah lulusan yang melaporkan telah memperoleh pekerjaan sebagai bagian dari total responden survei. Dan sebagai bagian dari total jumlah lulusan, hal ini untuk menghindari potensi bias karena hanya lulusan yang sudah bekerja saja yang disertakan dalam survei.
3. Riset (15%)
Riset mampu meningkatkan kualitas pengajaran karena menunjukkan bahwa para pengajar di universitas yang bersangkutan adalah yang terdepan di bidangnya. Untuk menganalisis tolok ukur penelitian, AppliedHe menggunakan basis data dokumen ilmiah terbesar di dunia, Google Scholar.
AppliedHE melihat riset yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir dan menghitung jumlah profil Google Scholar per anggota fakultas yang memiliki setidaknya satu makalah penelitian (5%), jumlah makalah per anggota fakultas (5%), dan jumlah kutipan per makalah (5%). Tujuannya untuk menganalisis apakah banyak anggota fakultas yang terlibat dalam penelitian yang berdampak dan sering dikutip.
4. Keterlibatan Masyarakat (10%)
Untuk mengukur keterlibatan masyarakat, AppliedHE bertanya kepada mahasiswa tentang keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial atau lingkungan (melalui survei yang telah disebutkan di atas), jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa, hibah, atau bantuan lainnya, serta liputan media yang telah diterima oleh institusi berdasarkan Google News.
Liputan media merupakan indikator yang baik untuk mengetahui keterlibatan institusi dalam isu-isu lokal atau apakah para pengajarnya dinilai memiliki pengetahuan dan diundang untuk mengomentari peristiwa-peristiwa terkini.
5. Internasionalisasi (10%)
AppliedHE mengukur jumlah mahasiswa dan fakultas internasional di kampus, baik sebagai mahasiswa pertukaran pelajar atau mahasiswa yang sedang mencari gelar, dan menyertakan mereka yang kuliah secara virtual dari luar negeri.
6. Reputasi Institusi (10%)
Reputasi institusi pada dasarnya adalah “nilai merek” sebuah institusi di mata rekan-rekan sesama universitasnya. AppliedHE meminta universitas yang berpartisipasi dalam pemeringkatan untuk menominasikan hingga 10 institusi yang mereka junjung tinggi.
(nah/pal)