Jakarta –
Kerap dibuat pada awal tahun, resolusi bisa menjadi penyebab utama stres seseorang jelang akhir tahun. Hal ini disampaikan oleh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Atika Dian Ariana MSc MPsi.
Resolusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring berarti pernyataan tertulis berisi tuntutan tentang suatu hal. Biasanya resolusi dibuat seseorang pada awal tahun berisi tentang berbagai hal yang ingin dicapai selama setahun ke depan.
Menurut Atika membuat resolusi diperlukan persiapan, terutama untuk menghadapi ketidakberhasilan. Karena ketika tidak ada cukup waktu untuk mencapai resolusi, pada akhirnya akan berpengaruh pada kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebenarnya, semua berawal ketika membuat resolusi. Kita juga harus bersiap untuk ketidakberhasilan. Jadi, persiapan mentalnya bukan hanya bagaimana bila saya berhasil, sehingga ada beberapa plan. Bisa disebut sebagai mitigasi risiko untuk menerima, karena beberapa hal memang bukan menjadi jalan kita,” kata Atika dikutip dari laman Unair, Minggu (29/12/2024).
Di dunia kerja, tidak hanya resolusi yang jadi faktor pemicu stres. Ada juga tuntutan dan evaluasi kerja yang biasanya terjadi di akhir tahun.
“Selain itu, beberapa individu menganggap momen akhir tahun untuk merealisasikan apa yang telah menjadi rencana sepanjang tahun,” tambahnya.
4 Tips Kelola Stres Akhir Tahun
Meskipun terkadang stres akhir tahun tak bisa dihindari, Atika beberkan cara efektif untuk mengelolanya. Seseorang perlu memahami tentang coping atau metode pengelolaan stres.
Beberapa hal yang bisa dilakukan yakni:
1. Melakukan Kegiatan yang Membuat Nyaman
Ketika stres melanda, Atika menyarankan melakukan kegiatan yang sifatnya membuat nyaman atau comforting shooting. Contohnya menggambar, menulis jurnal, atau melakukan kegiatan seni lain.
2. Curhat ke Orang Lain
Ketika tidak bisa menahannya sendiri, mencurahkan hati (curhat) dengan lingkungan sosial termasuk teknik coping yang cukup efektif untuk mengurangi tekanan. Jika terlalu berat, jangan ragu untuk berdiskusi dengan profesional.
“Diskusi atau sekadar curhat dengan orang terdekat, bisa membantu kita merasa lebih ringan. Atau jika dirasa stres terlalu menekan, silahkan untuk diskusi dengan profesional,” imbuh Atika.
3. Refleksi Diri
Refleksi diri di akhir tahun dapat membantu seseorang melakukan orientasi terhadap tujuan mereka.
“Dengan jeda ini, kita dapat menyadari makna dari apa yang telah kita capai. Dengan begitu, kita tidak seperti robot yang hanya mengejar target tanpa menikmati prosesnya,” paparnya.
4. Apresiasi
Terakhir, Atika menambahkan bila apresiasi terhadap pencapaian sekecil apa pun dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Penting untuk mempersiapkan rencana atau resolusi yang fleksibel. Sehingga kita siap menghadapi apapun hasilnya di akhir nanti.
“Persiapkan rencana dengan fleksibilitas, sehingga kita siap menghadapi apa pun hasilnya,” tutup Atika.
(det/nah)