Jakarta –
Sebanyak 421 siswa dari sekolah dan madrasah akan menjadi sampel penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) 2025. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Muhammad Sidik Sisdiyanto.
“Kami akan mendukung 75 Madrasah yang terpilih menjadi sampel PISA 2025 dari 421 jumlah seluruh Sekolah dan Madrasah yang terpilih menjadi sasaran PISA 2025,” kata Sidik dilansir dari laman Kemenag, Kamis (29/8/2024).
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo mengatakan persiapan menuju PISA 2024 sejauh ini berjalan lancar dan tidak ada kendala. Pihaknya telah melakukan pendataan siswa hingga simulasi aplikasi.
“Persiapan dilakukan dengan menyiapkan data murid, mendata dan menyiapkan infrastruktur, dan melakukan simulasi aplikasi PISA,” tuturnya.
Sebelum pelaksanaannya tahun 2025 mendatang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan sosialisasi melalui survei PISA 2025 pada 22-24 Agustus 2025 di Jakarta dan Surabaya.
Selanjutnya, sosialisasi angkatan kedua dilakukan pada 26-18 Agustus 2024 di Jakarta, Yogyakarta, dan Bangka Belitung.
Apa Itu Survei PISA?
Dijelaskan oleh Kepala Pusat Asesmen Pendidikan, Asrijanty, survei PISA adalah suatu studi internasional di bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
Survei ini melibatkan siswa yang berusia 15 tahun. Mereka akan diukur pengetahuan dan kemampuannya dalam memecahkan permasalahan hidup.
Lewat PISA, sebuah negara bisa melihat mutu pendidikan dan kualitas pendidikan. PISA dapat dijadikan bahan evaluasi pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan.
Asrijanty mengatakan, ada tiga hal utama yang diujikan dalam PISA yaitu literasi membaca, matematika, dan sains. Ada juga hal yang akan dipetakan dari survei PISA yakni terkait pembelajaran digital.
Survei PISA sudah mulai dilakukan tahun 2000 dan diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Pelaksanaannya tidak tiap tahun, melainkan tiga tahun sekali.
Adapun hasil PISA, Indonesia pada tahun 2022 naik 5-6 posisi daripada tahun sebelumnya (2018) yakni di peringkat 68. Skor yang diperoleh antara lain matematika (379), sains (398), dan membaca (371).
(cyu/nwy)