Jakarta –
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul ungkap 45 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia siap terima siswa baru. Jumlah ini baru tahap pertama dari 211 titik yang diusulkan sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat.
“Sudah ada 45 (titik) tahap pertama yang sudah siap membuka pendaftaran siswa,” kata Gus Ipul dikutip dari laman Kementerian Sosial (Kemensos) Senin, (24/3/2025).
Seluruh 45 titik yang akan membuka pendaftaran di tahap pertama pada Juli 2025 mendatang merupakan bangunan aset Kemensos. Rinciannya terdiri dari 33 sentra, 6 balai, 4 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos), dan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatprof). Ada juga dua titik yang diusulkan oleh perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua Lokasi Sekolah Rakyat
Dari sejumlah 45 titik tersebut, dua lokasi Sekolah Rakyat hadir di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi dan di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo Jawa tengah.
Sekolah Rakyat nantinya terdiri dari jenjang SD, SMP, dan SMA dengan konsep asrama. Sama seperti namanya, sekolah ini terbuka bagi calon siswa dari keluarga miskin yang masuk dalam desil 1 hingga desil 3 Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Seluruh biaya di sekolah ini akan ditanggung oleh negara. Termasuk di dalamnya yakni biaya pendidikan hingga biaya hidup selama di asrama. Siswa tidak akan dikenakan biaya apapun.
Ketua Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh menjelaskan rekrutmen calon siswa Sekolah Rakyat akan dimulai pada 1 April 2025 mendatang seperti yang dilansir dari arsip detikEdu. Ada beberapa tahap yang akan dilalui peserta.
Dari masuk dalam desil 1 DTSEN, tes potensi akademik, psikotes, kunjungan rumah atau home visit, wawancara dengan orang tua, serta pemeriksaan kesehatan.
Bila siswa yang berasal dari desil 1 DTSEN sudah seluruhnya terseleksi, rekrutmen akan dilanjutkan kepada anak-anak dari desil 2, dengan catatan kuota masih tersedia.
Pakai Kurikulum Nasional, Guru Berasal dari PPG
Lebih lanjut, Gus Ipul menyatakan Sekolah Rakyat akan menggunakan kurikulum nasional. Sedangkan tenaga pengajar akan memanfaatkan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Diutamakan adalah guru-guru PPG yang ada di sekitar lokasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” kata Gus Ipul.
Ia memperkirakan ada lebih dari 50 ribu guru lulusan PPG luar jabatan yang akan direkrut untuk menjadi pengajar di Sekolah Rakyat.
Pada tahap pertama ini, Sekolah Rakyat akan menerima siswa jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selanjutnya di tahap kedua dan seterusnya, Sekolah Rakyat akan dibuka untuk seluruh jenjang, baik SD, SMP, dan SMA.
“Mereka nanti diseleksi melalui jalur khusus. Masalah khusus, jalur khusus, dengan sekolah khusus,” tambah Gus Ipul dilansir Antara News.
Tidak hanya tambahan jenjang pendidikan yang akan dibuka, lokasi Sekolah Rakyat baru juga akan terus dikembangkan. Hingga saat ini, sudah ada 211 titik yang diusulkan sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat.
“Adapun total 211 titik tersebut, 164 di antaranya merupakan usulan dari berbagai pemerintah daerah yang terdiri dari 38 titik berupa bangunan dan 126 titik berupa tanah,” jelasnya.
Jumlah ini menurut Gus Ipul juga memungkinkan untuk bertambah lebih banyak. Ke depan, Kemensos akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mensurvei titik lokasi pembangunan Sekolah Rakyat itu.
“Tinggal sekarang titik-titik itu perlu disurvei kelayakannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Ini masih memerlukan waktu,” ucapnya.
(det/twu)