Jakarta –
Daftar universitas terbaik untuk kuliah online dirilis Times Higher Education (THE) dalam THE Online Learning Rankings (OLR) 2024, Selasa (10/12/2024). Lima dari total 55 perguruan tinggi berasal dari Indonesia.
Kuliah daring memungkinkan mahasiswa dapat meneruskan pendidikan selama pandemi maupun perang, seperti di Ukraina. Kuliah online juga memungkinkan pelajar di daerah terpencil dan yang terbatas usia untuk mendaftar kuliah reguler untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Universitas Terbaik di Indonesia untuk Kuliah Daring Versi THE OLR 2024
Universitas yang masuk peringkat THE OLR 2024 dikelompokkan ke dalam kategori gold, silver, dan bronze. Berikut universitas terbaik untuk kuliah online di Indonesia dan kategorinya di THE OLR tahun ini:
- Binus University – Silver
- Telkom University – Bronze
- Universitas Negeri Surabaya Bronze
- Universitas Padjadjaran – Bronze
- Universitas Terbuka – Indonesia Open University – Bronze
Sementara itu, perguruan tinggi RI yang masuk kategori reporter yakni LSPR Institute of Communication and Business dan Universitas Brawijaya. Kampus kategori ini telah mengirimkan data untuk masuk proses pemeringkatan, tetapi belum memenuhi semua syarat entri peringkat.
Indikator Pemeringkatan THE Online Learning Rankings 2024
THE menggarisbawahi, tidak ada kesepakatan global tetang pengertian pembelajaran daring atau online learning. Kualitas pendidikan online pun tidak seragam. Untuk itu, pemeringkatan ini coba mengukur pembelajaran daring di tingkat global.
Pemeringkatan THE Online Learning Rankings 2024 sendiri mengukur universitas yang menyelenggarakan pembelajaran daring, mengiklankan jurusan-jurusannya tersedia dalam kuliah online, dan setidaknya memiliki 40 persen konten materi yang disampaikan secara online.
Sebanyak 55 perguruan tinggi yang masuk pemeringkatan THE ini terdiri dari kampus yang memiliki perkuliahan online dan kampus yang sepenuhnya menggelar kuliah online. Berikut indikator pemeringkatannya:
1. Sumber Daya Kampus
Indikator ini mengukur tingkat sumber daya perguruan tinggi yang dikhususkan untuk pembelajaran online. Indikator ini diukur per bidang studi, terdiri dari:
- Biaya per siswa (12%): Jumlah pendapatan kampus yang didedikasikan untuk kegiatan akademik online per mahasiswa di semua tahun dan semua program gelar, sertifikat, kredit universitas, atau kualifikasi lainnya.
- Faculty per student (12%): Jumlah staf setara penuh waktu yang dipekerjakan dalam jabatan akademis online dibagi dengan jumlah staf mahasiswa daring di semua tahun dan semua program yang menghasilkan sertifikat gelar, kredit universitas, atau kualifikasi lainnya.
- Jam pengembangan per staf: Jumlah jam pengembangan profesional yang didedikasikan untuk staf pengajar online.
2. Keterlibatan
Indikator ini mengukur tingkat keterlibatan mahasiswa dalam kuliah online. Indikator ini terdiri dari:
- Interaksi dengan staf (4%)
- Kolaborasi dengan siswa lain (4%)
- Kenyamanan (4%)
- Kemudahan penggunaan (4%)
- Aksesibilitas bagi difabel (4%)
- Jumlah program yang tersedia (5%)
Indikator interaksi hingga aksesibilitas didasarkan pada respons survei mahasiswa. Mahasiswa diminta untuk memberi nilai dari 0 hingga 10 mengenai interaksi dengan pengajar di kampus, pembelajaran kolaboratif, tingkat kenyamanan dan kemudahan penggunaan platform kuliah online, dan aksesibilitas platform kuliah daring bagi mahasiswa difabel.
Sedangkan indikator terakhir mengukur jumlah program daring yang ditawarkan di sebuah institusi tahun ini per jumlah mahasiswa.
3. Hasil
Indikator hasil mengukur hasil bagi mahasiswa yang berkuliah online. Indikator ini terdiri dari:
- Tingkat kemajuan siswa (7%): Perbandingan mahasiswa online yang lanjut ke tahun berikutnya per total mahasiswa.
- Rekomendasi siswa (8%): Respons survei mahasiswa dengan nilai 0-10 mengenai kemungkinan mahasiswa merekomendasikan kampus mereka kepada teman atau anggota keluarga.
4. Lingkungan
Indikator lingkungan mengukur lingkungan pembelajaran pada kuliah online. Indikator ini terdiri dari:
- Inklusi mahasiswa disabilitas (3%)
- Keanekaragaman usia (3%)
- Keberagaman gender staf (3%)
- Staf pendukung per mahasiswa (6%)
- Dukungan konektivitas (5%)
- Sumber daya offline lainnya (5%)
Indikator inklusi sampai staf pendukung per mahasiswa mengukur proporsi mahasiswa online penyandang disabilitas, campuran mahasiswa daring dalam kelompok usia berbeda, campuran jenis kelamin di antara pengajar online, dan jumlah staf nonpengajar yang mendukung penyampaian konten daring untuk institusi per mahasiswa.
Sedangkan indikator dukungan konektivitas berupaya untuk menyelidiki apakah universitas menyediakan dukungan tambahan khusus untuk memastikan mahasiswa dapat terhubung ke internet dan mengakses sumber daya perkuliahan.
THE menilai, mahasiswa online tetap akan sangat terbantu jika sumber pembelajaran offline juga dapat mereka akses. Karena itu, indikator ini juga mengukur apakah mahasiswa daring diberi akses ke perpustakaan, fakultas, kelompok belajar, atau sumber daya lainnya.
Lebih lanjut, indikator konektivitas dan sumber daya offline wajib dipenuhi dengan bukti langsung dari kampus dan bukti yang dapat diakses publik.
Itulah universitas terbaik untuk kuliah online di Indonesia versi THE OLR 2024. Berminat mendaftar, detikers?
(twu/nwy)