Jakarta –
Sebanyak 69 siswa diduga menggunakan piagam palsu pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah. Dinas Pendidikan mengungkapkan jika 62 dari 69 peserta terancam gagal daftar ulang di sekolah tujuan karena nilainya tidak mencukupi setelah nilai piagam dianulir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Hasanah, menyebutkan ada 69 siswa menggunakan piagam yang kemudian diragukan keabsahannya. Dari jumlah itu, yang menggunakan untuk mendaftar SMA negeri sebanyak 65 orang dan SMK negeri sebanyak 4 orang.
Para siswa mendaftarkan piagam dari Malaysia International Marching Band Virtual Championship 2022. Siswa yang semula mendapatkan tiga poin tambahan, kemudian dianulir karena diragukan keabsahannya.
Para siswa kemudian kehilangan nilai piagam sehingga hanya mengandalkan nilai rapor, tetapi ada tujuh calon peserta didik di antaranya yang lolos karena nilai rapornya mencukupi.
“Ada tujuh (calon peserta didik) yang lolos, karena setelah nilai piagam dianulir, nilai rapor cukup,” katanya dalam Antara dikutip Minggu (14/7/2024).
Tetap Dapat Mengikuti PPDB
Dalam pengusutannya, Pejabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana menegaskan pihaknya sudah meminta keterangan orang tua siswa. Dari 15 orang tua siswa yang diundang, hanya delapan orang yang datang.
Pihaknya juga mengundang unsur sekolah, komite sekolah, pembina dan pelatih marching band, pengurus persatuan drum band indonesia (PPDI) Jateng, dan pihak terkait lainnya.
“Hasilnya, disimpulkan bahwa piagam penghargaan dari Kejuaraan Malaysia International Virtual Dance Championship 2022 diragukan keabsahannya, sehingga direkomendasikan untuk tidak digunakan sebagai komponen penambah nilai akhir pada jalur prestasi,” ujarnya dalam laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dikutip Minggu (14/7/2024).
Dengan adanya rekomendasi tersebut, siswa yang dinyatakan lolos seleksi PPDB jalur prestasi dengan menggunakan piagam penghargaan tersebut tetap dapat mengikuti PPDB jalur prestasi SMAN dan SMKN.
“Mereka dapat mengikuti pelaksanaan PPDB, namun hanya dihitung nilai rapor semester 1 sampai semester 5, karena (piagam) diragukan keabsahannya,” tegasnya.
Pernyataan Orang Tua Siswa
Orang tua siswa yang menggunakan piagam marching band palsu untuk PPDB SMA Jateng merasa kecewa karena tidak tahu soal piagam marching band anak-anak mereka.
Salah satu perwakilan orangtua, Indah, mengatakan selama ini mengetahui anak-anak mereka juara satu dalam lomba Marching Band tingkat internasional di Malaysia. Piagam yang diberikan pun sudah dilegalisir dan pihak sekolah mengucapkan selamat atas prestasi medali emas dalam media sosial sekolah.
“Ada surat keterangan sekolah soal piagam itu. Pernah diposting kemenangan kita di medsos sekolah. Kita tidak ragu karena sudah ada dari Kepala Sekolah. Di cc juga ke Dinas Pendidikan Kota Semarang,” kata Indah kepada detikJateng dikutip Minggu (14/7/2024).
Indah menjelaskan permasalahan soal piagam itu diketahui di hari terakhir pendaftaran oleh para orang tua. Mereka terkejut ternyata dalam perlombaan itu marching band itu juara yang diperoleh adalah juara tiga bukan pertama.
Para orangtua sudah berupaya menghubungi berbagai pihak untuk melakukan pengubahan karena piagam prestasi lain masih ada.
“Kami ketahui bermasalah di hari terakhir pendaftaran. Tidak ada ruang mengubah karena masa verifikasi selesai,” tegasnya
(nir/faz)