Jakarta –
Berawal dari manfaatkan dana bantuan biaya hidup dari bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, sosok ini jadi pebisnis yang memiliki perusahaan skala nasional dan internasional. Tak main-main omzet perusahaannya bisa mencapai miliaran rupiah!
Ia adalah Faron Ali Baihaqi, alumnus Universitas Mulawarman Samarinda Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Pasca lulus tahun 2021, Faron kini mempunyai beberapa perusahaan perikanan.
Benar, Faron memulai usaha ini dari biaya hidup KIP Kuliah tahun 2016 yang saat itu masih bernama Bidikmisi. Kala itu besaran Bidikmisi adalah Rp 3,6 juta per semester atau Rp 600 ribu per bulannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari dana itu Faron menggunakan sebesar Rp 2,1 juta untuk menjual 30 kilogram (kg) ikan. Usahanya berjalan baik hingga kini berhasil go internasional dengan menjadi eksportir ikan ke 10 negara dengan kontrak senilai Rp 360 miliar per tahun.
“Dulu, saya memulai usaha dari Rp2,1 juta, sebagian dari bantuan Bidikmisi untuk menjual 30 kg ikan, lantas 6 bulan kemudian mencapai 1 ton ikan, kini saya sudah menandatangani kontrak sebagai eksportir ikan ke 10 negara senilai Rp 360 miliar per tahun,” kata Faron dikutip dari laman Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Minggu (29/12/2024).
7 Tips Kelola Dan Bantuan KIP Kuliah untuk Bangun Bisnis
Bantuan biaya hidup dalam KIP Kuliah pada dasarnya digunakan untuk kebutuhan personal mahasiswa. Seperti biaya kost/tempat tinggal, transportasi, kebutuhan sehari-hari, membeli buku, dan hal lain yang berkaitan dengan perkuliahan.
Hal ini juga diakui Faron. Namun, menurutnya kalau bantuan KIP Kuliah bisa dikelola dengan cerdas dan kreatif, mahasiswa bisa memanfaatkan dana tersebut sebagai modal awal untuk membangun usaha.
Dari pengalamannya membangun bisnis, Faron membagikan ada 7 tips memanfaatkan bantuan KIP Kuliah, yaitu:
1. Kelola uang saku dengan bijak dengan menentukan skala prioritas. Skala prioritas ini menentukan hal-hal yang paling penting dalam kehidupan mahasiswa.
Jangan sampai hal-hal yang seharusnya dibayarkan dengan biaya KIP Kuliah malah terlepaskan karena fokus membangun usaha.
2. Manfaatkan waktu di sela-sela kuliah untuk membangun keterampilan kewirausahaan. Salah satu caranya dengan mengikuti seminar atau organisasi wirausaha baik di dalam atau luar kampus.
3. Perluas jaringan untuk membangun relasi. Hal ini juga bisa dilakukan dengan mengikuti organisasi wirausaha.
4. Manfaatkan program inkubasi bisnis di kampus.
5. Mencari hibah atau mengikuti berbagai kompetisi kewirausahaan. Proses ini penting sebagai ajang latihan berwirausaha.
6. Mulai bangun usaha kecil dengan memanfaatkan sebagian (ingat sebagian bukan seluruhnya) dari bantuan KIP Kuliah.
7. Bangun portofolio dari usaha yang dibangun untuk dunia kerja masa depan.
Jangan Takut Untuk Memulai
Namun bagaimana untuk mengetahui usaha apa yang tepat bagi mahasiswa? Menurut Faron jawabannya adalah mengenali diri sendiri terlebih dahulu.
“Kenali apa yang menjadi minat dan ketertarikannya,” saran Faron.
Jika sudah tahu apa bidang usaha yang akan ditekuni, mahasiswa bisa mulai proses perencanaan bisnis. Ia mengingatkan agar sering melakukan riset pasar.
“Buatlah perencanaan apa yang akan dilakukan serta menggali informasi terkait bidang tersebut,selalu melakukan riset pasar dan yang paling penting, membangun relasi atau networking dengan orang-orang yang punya usaha serupa,” imbuhnya.
Tetapi hanya ada 4 kalimat ajaib yang selalu dipegangnya hingga kini berhasil. Yaitu segera memulai, tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan berani keluar dari zona nyaman.
Karena Faron yakin, kesuksesan dimulai ketika kita berani memulai usaha dan direncanakan dengan matang.
“Kesuksesan berhenti bukan ketika kita gagal, tetapi ketika kita menyerah dalam persaingan,” pungkasnya.
(det/nah)