Jakarta –
Sembilan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist versi Stanford University dan Elsevier. Pencapaian ini menjadi pengakuan global atas dedikasi mereka dalam riset, sehingga turut meletakkan BRIN dalam skema keilmuan internasional.
Pemeringkatan peneliti tersebut menggunakan metrik berbasis dampak ilmiah, seperti jumlah publikasi dan sitasi, juga pengaruh jangka panjang dari publikasi ilmiah yang dihasilkan.
Ilmuwan yang masuk dalam daftar ini adalah yang berpengaruh signifikan dalam komunitas ilmiah global, melalui penelitian yang inovatif dan berkelanjutan.
Berdasarkan data terbaru Stanford dan Elsevier, ada 150 ilmuwan Indonesia yang masuk daftar top 2% ilmuwan terkemuka di dunia dalam kategori for the single year data list. Dalam data inilah 9 peneliti BRIN tercakup.
9 Periset BRIN dalam Top 2% World Ranking Scientist
Berikut ini daftar 9 peneliti BRIN yang masuk dalam Top 2% World Ranking Scientist versi Stanford, dikutip dari situs resmi BRIN:
1. Danny H. Natawidjaja (geochemistry & geophysics – earth & environmental sciences)
2. Ratih Pangestuti (medicinal & biomolecular chemistry – agriculture, fisheries & forestry)
3. Muhammad Reza Cordova (marine biology & hydrobiology – biology)
4. Andri Frediansyah (general physics – clinical medicine)
5. Ahmad Najib Burhani (cultural studies – social sciences)
6. Rezzy Eko Caraka (artificial intelligence & image processing – information & communication technologies)
7. Zulvikar Syambani Ulhaq (ophthalmology & optometry – clinical medicine)
8. Muhammad Adly Rahandi Lubis (forestry – agriculture, fisheries & forestry)
9. Agung Dwi Laksono (general & internal medicine – clinical medicine)
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan rasa bangganya atas prestasi para peneliti ini.
“Kami bangga dengan pencapaian para peneliti BRIN yang berhasil masuk dalam jajaran ilmuwan dunia. Ini membuktikan bahwa riset-riset yang dilakukan di Indonesia tidak hanya berdaya saing nasional, tetapi juga internasional,” ujarnya.
Handoko mengatakan pengakuan ini diharapkan jadi motivasi untuk seluruh komunitas periset Indonesia, utamanya sivitas BRIN agar terus melakukan riset yang berdampak luas.
Menurutnya prestasi ini jadi bukti nyata kualitas dan kompetensi para peneliti BRIN. Selain itu juga menunjukkan BRIN dapat menciptakan ekosistem penelitian yang mendukung para ilmuwan menghasilkan karya yang diakui global.
Dengan pencapaian ini, BRIN akan terus mendorong pengembangan riset yang berdampak sekaligus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik nasional ataupun internasional demi meningkatkan kualitas penelitian Indonesia di panggung global.
(nah/nwk)