Jakarta –
Nur Fatia Azzahra menjadi salah satu peserta yang berhasil lolos seleksi Bintara Polri Polda Bangka Belitung. Lolos dengan jalur disabilitas, Nur Fatia tinggal selangkah lagi untuk mewujudkan mimpinya menjadi anggota Polri.
Saat pendaftaran Bintara Polri beberapa bulan lalu, sosoknya mencuri perhatian publik. Melalui laman Portal Humas Polri, Nur Fatia bercerita jika ia mendapat informasi pendaftaran melalui media sosial Polri.
“Saya mendapatkan informasi terkait rekrutmen ini dari media sosial Instagram, kemudian tertarik mengikuti seleksi ini apalagi melihat syarat salah satunya ada jalur disabilitas,” cerita Fatia, dikutip dari laman resmi Polri.
Alumni Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) itu sangat yakin bisa mengikuti berbagai tahapan seleksi ini. Terlebih, ia memiliki segudang prestasi membanggakan selama menempuh pendidikan di universitasnya.
“Alhamdulillah, prestasi saya sebagai lulusan terbaik dengan IPK cum laude 3,56 pada jurusan Psikologi di UII Yogyakarta. Saat ini, saya juga sedang menunggu hasil pengumuman seleksi penerimaan S2 di UGM,” katanya.
Beberapa bulan berlalu, Nur Fatia berhasil menunjukkan kebolehannya. Setelah mengikuti berbagai tahapan seleksi, ia dinyatakan lulus dalam sidang akhir penerimaan Polri gelombang II tahun anggaran 2024 pada Jumat (5/7/24) lalu.
“Setelah dinyatakan lulus mengikuti pendidikan, perasaan bercampur aduk antara gembira, haru, dan bangga karena berhasil melewati tahap-tahap seleksi,” ujarnya.
Kendati masih harus melewati tahapan pendidikan, Nur Fatia merasa sangat bersyukur. Ia merasa perjuangan dirinya selama mengikuti tahapan seleksi akhirnya terbayar lunas dan tidak sia-sia.
“Sekarang ini sedang menyiapkan diri jelang keberangkatan pendidikan mulai dari kesiapan fisik, mental, maupun lainnya karena tantangan-tantangan baru mungkin akan dihadapi selama pendidikan,” ujarnya.
Putri pasangan Budiyanto dan Rosida ini juga menceritakan perjuangan dirinya untuk mencapai kelulusan menjadi anggota Polri. Diungkapkannya, ada berbagai tantangan yang dihadapinya yang tidak dialami oleh orang lain.
Meski sebagai seorang penyandang disabilitas, ia harus membuktikan bahwa semua orang mampu dan layak mendapatkan kesempatan yang sama.
Fatia juga bersyukur mendapat dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu dirinya dalam mewujudkan perjalanan perjuangan menjadi bagian dari Kepolisian.
“Meski banyak rintangan, saya tidak pernah menyerah dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Dukungan ini sangat berarti sehingga membuat saya merasa tidak sendirian dan semakin memotivasi diri untuk terus maju.,”kata Fatia.
“Setiap langkah yang diambil selalu disertai dengan semangat dan keyakinan bahwa Saya mampu mengubah tantangan menjadi peluang,”sambungnya.
Ia berharap perjuangan dirinya mengikuti pendidikan Polri dapat memberikan motivasi bagi para penyandang disabilitas.
“Saya ingin melihat lebih banyak disabilitas yang sukses. Selalu percaya pada diri sendiri, keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, buktikan bahwa disabilitas juga bisa berprestasi,” pesannya.
(nir/twu)