Jakarta –
Tingginya biaya kuliah memaksa banyak mahasiswa banting tulang mengumpulkan rupiah sambil tetap belajar. Meski kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) tahun ini telah dibatalkan, DPR menilai UKT saat ini masih mahal.
“Perguruan tinggi negeri, walaupun kemarin sudah ada peraturan baru untuk membatalkan kenaikan UKT, ternyata masih banyak UKT yang harganya luar biasa sekali. Padahal, seingat saya, Presiden Jokowi dalam periode terakhir kemarin mengatakan ini eranya peningkatan kita akan fokus pada sumber daya manusia,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, dalam laman DPR RI dikutip Rabu (3/7/2024).
Sejumlah mahasiswa, tak terkecuali yang masih berstatus mahasiswa baru, menceritakan kepada detikEdu bagaimana mereka mengusahakan agar dapat membayar uang kuliah.
1. Anak Guru Honorer Sempat Jadi Marbot dan Tinggal di Masjid
MN (22), mahasiswa semester akhir di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Yogyakarta menceritakan perjalanannya mencari uang untuk tambahan bayar uang kuliah sekaligus membiayai hidupnya di Jogja. MN sempat menjadi marbot dan memilih tinggal di masjid, alih-alih indekos.
Bukan berarti MN tak pernah mengusahakan untuk mendapatkan KIP Kuliah. MN pernah mengajukan beasiswa tersebut saat masih mahasiswa baru, tetapi ditolak dikarenakan NIK-nya.
Simak kisah MN DI SINI https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7400361/sulit-bayar-ukt-anak-guru-honorer-pilih-nyambi-kerja-dan-pernah-tinggal-di-masjid
2. Ayah Pernah Pinjol, ZK Kerja untuk Biayai Diri hingga Adik
Mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Pekalongan, ZK (20) harus berjuang mencari nafkah, tak cuma untuk membiayai dirinya sendiri dan membayar UKT, melainkan juga untuk membiayai hidup adiknya. Pasalnya, sang ayah pernah melakukan judi online dan mengakibatkan ekonomi keluarga berantakan.
ZK sudah pernah menjajal berbagai pekerjaan. Kini, ia menjadi host live streaming di TikTok dan Shopee.
Kisahnya bisa dibaca DI SINI https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7409540/imbas-ayah-judi-online-mahasiswa-ini-berjuang-kuliah-sambil-kerja
3. Dua Mahasiswa di Jawa Tengah Dapat UKT Tak Sesuai Kondisi Ekonomi
PS (17) dan AD (17) mendapat beban UKT yang tak sesuai dengan ekonomi keluarga. Meski keduanya berstatus masih mahasiswa baru, PS dan AD sama-sama berniat untuk bekerja demi membayar UKT.
AD dibebani UKT sebesar Rp 4,5 juta pada saat ayahnya merupakan pekerja serabutan dan ibunya tak bekerja. Sementara, besaran UKT yang dibebankan pada PS sebesar Rp 7,5 juta.
Baca kisah PS dan AD DI SINI https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7411307/cerita-dua-mahasiswa-baru-yang-dapat-ukt-tinggi-tekad-kerja-buat-bayar-kuliah
4. Golongan Menengah Diabaikan, UKT Tinggi Paksa Kuliah Sambil Kerja
KR merupakan mahasiswa yang termasuk dalam golongan menengah. Namun, UKT yang tinggi menyulitkan keluarganya lantaran pekerjaan sang ayah tak bisa untuk mencukupi UKT-nya.
Pengajuan keringanan sudah pernah dilakukan saat pandemi, tetapi hanya berlaku saat itu. Pandemi berakhir, UKT kembali ke nominal semula.
Baca kisah KR DI SINI https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7410419/dapat-ukt-tinggi-dan-harus-nyambi-kerja-mahasiswa-ini-harap-ada-ukt-golongan-menengah
5. Kerja Sambil Kuliah bikin Studi Molor hingga Semester 12
YP (23) dan NRS (23) adalah dua mahasiswa semester akhir. YP sudah berkali-kali mengajukan keringanan, tetapi ditolak.
Kedua mahasiswa ini sudah menjajal berbagai profesi selama kuliah. Salah satunya, YP telah menyediakan jasa antar dan jemput mahasiswa. Sementara, NRS sudah pernah menjadi tukang masak, usaha pertanian, hingga kini menyediakan barang dan jasa.
Kisah YP dan NRS bisa dibaca DI SINI
(nah/nwk)