Jakarta –
Australia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah mahasiswa Indonesia terbanyak. Menurut data yang dilaporkan Kemdikbud, pada 2022, ada sekitar 11 ribu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia. Seberapa worth it sih Australia untuk tujuan kuliah?
detikEdu berkesempatan menanyakan hal ini kepada mahasiswa RI di Australia asal Monash University, Australia dan The University of Western Australia (UWA). Lantas bagaimana kata mereka tentang kuliah di Australia?
Mahasiswa RI di Monash University: Punya Kota yang Ramah Pelajar
Asmaul Khusna, mahasiswa RI yang kuliah di Australia dengan LPDP Foto: Doc. Asmaul Khusna
|
Salah satu Mahasiswa RI yang menempuh studi di Australia adalah Asmaul Khusna. Ia merupakan penerima beasiswa LPDP yang melanjutkan studi Master of Accounting di Monash University, Australia.
Kepada detikEdu, Khusna, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Australia tak hanya dekat dengan Indonesia secara geografis, tetapi juga memiliki sederet kampus kelas dunia.
“Terdapat banyak universitas kelas dunia di Australia yang memungkinkan saya belajar di kampus terbaik, terutama fakultas saya yang masuk dalam peringkat 50 besar dunia,” ucapnya saat dihubungi detikEdu, Sabtu (29/06/2024).
Ia mengatakan di kampusnya, memiliki dosen-dosen yang sangat kompeten dan fasilitas yang memadai. Terlebih, dosen di sana, menurutnya, memposisikan diri sebagai teman belajar dan fasilitator yang membantu mahasiswa untuk berkembang.
Selain itu, suasana di Australia juga memungkinkan mahasiswa Indonesia tidak merasa sendiri atau berbeda. Sebab, Australia merupakan negara yang cukup heterogen.
“Terutama di kota Melbourne, tempat saya menempuh studi, yang terkenal sebagai student city yang sangat ramah terhadap pelajar,” ungkap Khusna.
Baginya, Melbourne tidak hanya menyediakan lingkungan akademik yang kondusif, tetapi juga menawarkan banyak kesempatan untuk bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang budaya, meningkatkan pengalaman belajar secara holistik.
Kepada mahasiswa yang ingin lanjut studi di Australia, Khusna berpesan agar berani untuk bermimpi dan kejar peluang yang ada.
“Beranilah bermimpi dan tekunlah dalam mengejarnya. Manfaatkan semua peluang beasiswa yang tersedia dan buatlah rencana yang matang untuk mewujudkan mimpi tersebut,” pesannya.
“Setelah berhasil mendapatkan beasiswa, jadilah duta negara Indonesia yang baik dengan aktif terlibat dalam komunitas di sana. Berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, sambil terus belajar dan berbagi tentang budaya Indonesia,” pungkasnya.
Mahasiswa RI di The University of Western Australia: Bisa Membangun Network Global
Ketua PPI Australia, Wildan Ali dan Duta Besar Australia, Penny Williams Foto: Doc. Wildan Ali Jufrie
|
Senada dengan Khusna terkait dosen yang kompeten, Wildan Ali Jufrie juga mengatakan hal serupa. Wildan, sapaannya, merupakan mahasiswa yang menempuh kuliah S1 Management and International Relations di The University of Western Australia (UWA).
Menurutnya, dosen-dosen di kampusnya memiliki pengalaman akademik dan industri yang relevan. Itu membantu mahasiswa untuk mengeksplorasi minat mereka.
“(Sistem pendidikan di Australia) mendorong kami untuk independent learning, meng-explore apa yg menjadi minat kami serta didukung dosen-dosen yang memiliki dasar akademis yg mumpuni dan pengalaman industri yang relevan,” ucapnya kepada detikEdu.
Ia juga menyebutkan bahwa fasilitas di kampusnya lengkap dan membantu berbagai mahasiswa internasional untuk beradaptasi.
“Bahkan dosen saya sendiri, Profesor Samina Yasmeen contohnya, sangat terbuka untuk membantu mengembangkan kemampuan saya dari segi akademis maupun nonakademis,” ungkap Wildan.
Kemudian, latar belakang mahasiswa di Australia yang beragam, menurutnya, juga membuat mahasiswa belajar tentang kecerdasan budaya. Dalam satu kesempatan ini, mereka juga sekaligus bisa membangun jejaring secara global.
“Secara komposisi mahasiswa/i, sangat diverse sehingga kami juga belajar tentang kecerdasan budaya dan bisa membangun network secara global,” imbuhnya.
Wildan yang juga Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia, juga mengatakan bahwa Australia bisa menjadi rekomendasi sangat baik untuk mahasiswa Indonesia lanjut studi.
Terlebih, lingkungan belajar di sana juga multikultural dan fasilitas memadai, sehingga memberikan pengalaman belajar yang holistik. Di sisi lain, dukungan untuk mahasiswa internasional juga sangat kuat, membantu mereka dalam beradaptasi dan mencapai prestasi akademis yang tinggi.
“Hal ini membuat Australia menjadi pilihan yang sangat tepat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Apalagi hubungan Indonesia dan Australia sendiri sangat vital dan sangat baik, hal ini tentu saja menjadi nilai tambah untuk melanjutkan studi di Australia,” tutupnya.
Kerja Sama Australia-Indonesia Perlu Ditingkatkan
Meski banyak pelajar Indonesia di Australia, tapi Khusna mengatakan dalam bidang pendidikan, perlu ditingkatkan lagi kerja sama antara dua negara ini.
Misalnya dengan memperbanyak program pertukaran pelajar dan pendidik. Termasuk memperdalam program tersebut agar lebih berkualitas.
“Hal ini akan memberikan kesempatan bagi pelajar dan pendidik untuk mengalami sistem pendidikan dan budaya yang berbeda, memperkaya perspektif mereka, dan membangun jaringan profesional lintas negara,” kata perempuan lulusan S1 di Universitas Sebelas Maret Surakarta tersebut.
Sementara menurut Wildan Ali, selama ini kerja sama Australia-Indonesia dalam bidang pendidikan telah menghasilkan banyak program beasiswa, pertukaran pelajar, dan kolaborasi riset yang bermanfaat bagi kedua negara.
Misalnya, Beasiswa Australia Awards dan program pertukaran seperti New Colombo Plan. Menurutnya, kedua program tersebut sukses dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat hubungan antar kedua negara.
“Bahkan sekarang sudah ada kampus Aussie yg hadir secara fisik di Indonesia. Dengan kerjasama berkelanjutan Indo-Aussie yang terwujud dalam IA-CEPA, ada komponen Indonesia-Australia Skills Exchange Program di dalamnya sehingga ada kesempatan bagi masyarakat Indonesia dan Australia untuk saling bertukar pengalaman dan keahlian lewat berbagai bentuk,” paparnya.
Selain itu, ada juga program AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program), yang telah berdiri sejak 1982. Itu merupakan bukti konkret dari kerja sama yang kuat antara kedua negara dalam bidang pendidikan dan pertukaran budaya.
(faz/nah)