Jakarta –
Banyak pertimbangan bagi lulusan SMA/SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tidak sedikit dari mereka lebih memilih langsung bekerja lantaran keterbatasan ekonomi.
Berada dalam kondisi ekonomi yang terbatas, tak lantas membuat gadis satu ini mengurungkan mimpi. Namanya Arnia Fatmawati Mirsanda.
Ia adalah anak seorang buruh tani asal Desa Lhang, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh bernama Arman. Gadis yang akrab disapa Nia itu kini sudah resmi menjadi mahasiswa baru jurusan Teknik Nuklir, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tak pernah disangka sebelumnya oleh Arman, sang anak akhirnya bisa mewujudkan mimpi kuliah di kampus negeri. Awalnya ia tak yakin Nia bisa kuliah lantaran masalah biaya.
“Masih tidak menyangka bisa diterima di UGM, apalagi SMA saya dulu bukan termasuk jajaran top 1000 sekolah terbaik di Indonesia,” kata Nia, dilansir dari laman UGM, Kamis (1/8/2024).
Sosok yang Rajin dan Gigih
Arman bercerita, dirinya terkadang harus bekerja sambilan sebagai buruh bangunan jika hasil sawah belum bisa ada yang dituai. Begitupun dengan istrinya, Muasiah juga membantu tani di sawah selebihnya adalah ibu rumah tangga biasa.
“Penghasilan tiap bulan tidak menentu, terkadang Rp 700 ribu, bisa sampai satu juta kalau sedang banyak yang butuh tenaga buruh,” kata Arman.
Namun, Arman sangat beruntung mempunyai anak yang rajin dan gigih seperti Nia. Di sekolah, Nia termasuk anak yang berprestasi.
Nia pernah terpilih sebagai Duta Pelajar Kamtibmas se-Kabupaten Aceh Barat Daya. Selain itu, ia juga pernah menjuarai Lomba Desain Poster Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).
Di luar akademik, Nia juga pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Berkat prestasi-prestasinya tersebut, Nia dapat lolos lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.
Nia Dapat Beasiswa Kuliah Gratis
Ketakutan yang selama ini dirasakan oleh Arman dan Nia sudah hilang sudah. Nia dinyatakan mendapat beasiswa uang kuliah tunggal (UKT) subsidi 100 persen dari UGM. Soal biaya pendidikan, Nia dikenakan biaya Rp 0 sampai lulus.
“Selain keterbatasan ekonomi, saya tidak bisa membayangkan kalau dia merantau ke Pulau Jawa sendirian. Kami tidak punya sanak saudara dan kenalan di Jogja,” ungkap Arman.
Saat acara Temu Orang Tua Mahasiswa Baru Program Sarjana dan Sarjana Terapan Tahun Akademik 2024/2025, Arman melihat banyak mahasiswa lain yang juga mendapatkan beasiswa serupa.
“Ternyata ada banyak mahasiswa baru yang dapat beasiswa seperti Nia. Terima kasih UGM sudah memberikan kesempatan ke anak-anak tidak mampu ini untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya.
Alasan Memilih Teknik Nuklir UGM
Teknik nuklir memang dominan dipilih oleh laki-laki. Namun, Nia mengacuhkan stereotip itu demi impiannya.
“Banyak yang berpikir kalau nuklir itu tidak baik, padahal penggunaan teknologi nuklir itu luas sekali, mulai dari pembangkit daya, radiasi dalam dunia industri, hingga radiologi klinik untuk diagnosa medis,” tutur Nia
Ia memilih teknik nuklir karena sejak kecil sudah banyak mendapat informasi seputar bidang tersebut. Menurutnya, teknik nuklir pun masih sedikit peminatnya sehingga menjadi peluang yang besar untuk Nia ke depannya.
Harapan setelah lulus, Nia ingin bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Pilihan lainnya, ia mengaku akan tetap bekerja di industri yang mengurusi dunia nuklir.
(cyu/pal)