Jakarta –
Lulus dengan waktu singkat di gelar S1 dan S2 mungkin sudah sering terdengar. Namun, bagaimana di jenjang studi doktoral atau S3?
Diketahui masa studi rata-rata program doktor di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) adalah 4,5 tahun. Namun, sosok satu ini berhasil menyelesaikan S3 Ilmu Manajemen dengan waktu yang singkat, kok bisa?
Sosok tersebut bernama Grisna Anggadwita. Grisna panggilan akrabnya berhasil menyelesaikan studi S3 dalam waktu 2 tahun, 9 bulan, 21 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya singkat, ia juga berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hampir sempurna yakni 3,87 sehingga meraih predikat cumlaude. Dengan keberhasilan ini, Grisna berhak meraih predikat wisudawan terbaik Program Doktor FEB UGM dalam wisuda Program Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2023/2024.
Pencapaian akademik Grisna tidak berhenti sampai disitu. Ia diketahui adalah sosok yang tergolong produktif dalam hal riset.
Hingga saat ini, wanita kelahiran Cirebon itu telah berhasil mempublikasikan lebih dari 100 karya ilmiah lo! Berbagai karya ilmiah ini berbentuk jurnal, prosiding hingga book chapter dengan 73 di antaranya berhasil terbit di jurnal terindeks Scopus.
Dari seluruh karya ilmiahnya, 41 publikasi artikel diselesaikan saat menjalani studi S3. Keberhasilan ini tak lepas dari banyaknya tawaran hibah dan kerjasama penelitian yang didapatnya dari promotor doktoral.
“Dari 41 publikasi selama kuliah S3, 13 diantaranya merupakan hasil publikasi dengan promotor meliputi sembilan artikel terbit di jurnal terindeks Scopus dan empat book chapter,” kat Grisna dikutip dari rilis di laman resmi FEB UGM, Senin (12/8/2024).
Tips Cepat Lulus dan Produktif Karya Ilmiah
Terkait keberhasilannya ini, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University membagikan beberapa tips yang bisa ditiru agar bisa cepat lulus S3 dan produktif membuat karya ilmiah, yakni:
1. Mencari dan memilih promotor yang tepat
Menurut Grisna, promotor mempunya peran yang sangat penting dalam proses penyusunan disertasi mahasiswa doktoral. Sehingga mahasiswa perlu bijak memilih promotor agar penyusunan disertasi bisa berjalan lancar.
“Perjalanan S3 itu tergantung promotor, jadi cari promotor yang “sehati” agar saat menyusun disertasi bisa lancar dan cepat lulus,” tuturnya.
Perjalanan mencari promotor sebaiknya sudah dilakukan sejak awal masuk program S3. Lebih baik lakukan pendekatan ke dosen atau calon promotor yang memiliki kajian relevan dengan topik disertasi mahasiswa.
Grisna mengaku dirinya tergolong beruntung, karena memperoleh dua promotor yang sangat mendukungnya selama penyusunan disertasi. Keduanya adalah Prof Nurul Indarti, PhD dan Prof Wakhid Slamet Ciptono, PhD.
Dimantanya Prof Nurul adalah sosok yang sangat peduli terhadap penelitian. Ia tidak pernah ragu memberikan peluang hibah penelitian relevan dengan bidang kajian yang dilaluinya.
“Sementara itu, Prof. Wakhid adalah sosok inspiratif yang bijaksana, selalu memberikan wawasan mendalam yang memungkinkan saya untuk melihat penelitian dari sudut pandang yang lebih luas. Hal ini tentunya tidak semua mahasiswa mendapatkan privilege ini,” ungkap Grisna.
2. Manajemen Waktu
Grisna menjalani studi doktor dengan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), sehingga manajemen waktu menjadi hal yang penting untuk mendukung proses kelancaran studinya. Tidak hanya untuk berkuliah, Grisna adalah ibu dari dua orang anak yang baru berusia lima dan enam tahun.
Sehingga ia harus jeli dalam mengatur waktu antara studi dan keluarga. Dengan berbagai bantuan yang ada, ia akhirnya mampu menyelesaikan studi dengan status memuaskan.
“Kalau saya maksimalkan waktu untuk riset dan menulis ketika anak ada di day care. Ya tetap ada lah kendala, seperti hasil penelitian yang tidak sesuai harapan atau artikel yang ditolak oleh jurnal, serta kadang-kadang drop juga karena masalah kesehatan yang mengganggu,” katanya.
3. Memanfaatkan Kesempatan yang Ada
Terkait prestasinya di bidang penelitian, menurutnya hal ini bisa dimulai dengan rasa suka. Ia mengaku mulai menyukai penelitian ketika duduk di bangku Master.
Secara alami ia suka begitu saja melakukan riset dan menulis artikel jurnal. Karena banyak manfaat yang diperoleh dalam melakukan kegiatan tersebut.
Tekun, konsisten, dan memanfaatkan kesempatan yang ada menjadi tiga kata ajaib yang selalu dipegangnya. Selain itu, ia sosok yang menekankan pentingnya menjaga integritas dan etika ilmiah dalam setiap penelitian dan tulisan.
“Penelitian dan penulisan bukan hanya tentang menghasilkan karya yang berkualitas, tetapi juga tentang membangun reputasi dan kontribusi yang berarti bagi dunia akademis dan masyarakat luas,” jelas Grisna.
Tips tambahan yang bisa diberikannya adalah menjadi sosok yang selalu berpikir positif dan cepat bangkit dari keterpurukan. Dengan begitu, setiap ada persoalan dipandang sebagai sebuah peluang untuk dirinya berkembang dan menemukan peluang baru.
“Alhamdulillah semua bisa berjalan dengan baik. Hal tersebut juga berkat dukungan keluarga dan rekan-rekan seperjuangan saya kuliah di program doktoral ini,” tutupnya.
(det/pal)