Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada alm KH Ali Manshur Shiddiq dan alm Djauhar Zaharsyah Farudi Roesli (Harry Roesli), Rabu (14/8/2024) di Istana Negara. Hal ini adalah bentuk apresiasi tertinggi pemerintah kepada budayawan melalui program Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI).
Diketahui, AKI sudah hadir sejak tahun 2012. Melalui program ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam hal ini Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan konsisten memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam upaya pemajuan kebudayaan Indonesia.
“Setiap tahun, Kemendikbudristek melalui program Anugerah Kebudayaan Indonesia memberikan penghargaan kepada para budayawan dan pelaku budaya yang berjasa dan berkontribusi dalam memajukan kebudayaan Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid dikutip dari rilis yang diterima detikEdu ditulis, Kamis (15/8/2024).
Hilmar juga menjelaskan pemberian Bintang Budaya Parama Dharma menjadi bentuk nyata pengakuan negara terhadap dedikasi KH Ali Manshur Shiddiq dan Harry Roesli dalam melestarikan serta memajukan warisan budaya bangsa.
KH Ali Manshur Shiddiq Pencipta Salawat Badar
KH Ali Manshur Shiddiq adalah sosok ulama kharismatik asal Jawa Timur. Ia terkenal dengan jasanya dalam menciptakan Salawat Badar yang menjadi alat perjuangan untuk mencegah menguatnya paham komunisme melalui lagu “Genjer-Genjer” yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Salawat Badar juga telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) dari Provinsi Jawa Timur pada 2022. Tidak hanya sering dilantunkan dalam berbagai ritual keagamaan umat muslim, Salawat Badar juga memiliki fungsi kultural.
Yakni sebagai salah satu basis pandangan dunia dalam mempersepsi dan memaknai konsep ketuhanan serta laku kehidupan. Penghargaan ini akhirnya terima oleh ahli waris dari alm KH Ali Manshur Shiddiq, Ahmad Syakir Ali.
Ahmad mengungkapkan rasa bangga sekaligus haru atas penghargaan yang diterima. Di matanya, pencipta Salawat Badar adalah sosok yang sederhana, suka menulis, ulet, gigih, dan menginspirasi banyak orang.
“Tentu terharu, tidak pernah terpikirkan bahwa beliau (KH.Ali Manshur Shiddiq) akan mendapatkan tanda kehormatan dari Presiden,” ungkap Ahmad.
Harry Roesli Seniman Nyentrik Tanah Sunda
Penerima tanda kehormatan kedua yakni Harry Roesli terkenal sebagai seniman nyentrik asal tanah Sunda. Ia memiliki julukkan Si Bengal dari Bandung yang telah melahirkan karya fenomenal dalam dunia musik Indonesia.
Karyanya sarat akan kritik sosial lantaran kepeduliannya terhadap kaum marginal. Seperti anak-anak dan pengamen jalanan yang membuat hatinya tergerak untuk menciptakan wadah komunitas kreatif yang kemudian dikenal sebagai Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB).
DKSB berdiri tahun 1981 di kediaman pribadinya. Sehingga rumahnya selalu ramai dengan aktivitas berkesenian oleh berbagai generasi dan masyarakat yang bebas untuk berekspresi, berdiskusi, dan berkarya di bidang seni musik.
Di bidang pendidikan ia dikenal sebagai sosok yang menginisiasi pendirian jurusan pendidikan seni musik di IKIP Bandung (UPI Bandung) pada tahun 1982 dan jurusan seni musik di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan pada tahun 1999.
Penghargaan ini diterima sendiri oleh istri Harry Roesli, Kania Handiman Roesli. Ia juga mengungkapkan rasa bangga karena ini salah satu pencapaian terbesar perjuangan sang suami.
Menurutnya semenjak 20 tahun suaminya tak ada, ia dan anak-anak terus berjuang agar karya Harry Roesli tetap dihargai. Sehingga tidak akan hilang dimakan waktu.
“Bangga dan terharu, saya rasa ini adalah salah satu pencapaian terbesar dari segala perjuangan seorang Harry Roesli selama 35 tahun berkarya. Pengakuan negara atas karya-karyanya, tidak pernah saya duga akan kami terima,” ujar Kania.
Para ahli waris bertekad untuk meneruskan ‘warisan’ dan amanat dari perjuangan almarhum sampai kepada generasi berikutnya.
Bukan hanya dua penghargaan, AKI 2024 memiliki kategori penghargaan lain yang akan diberikan oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim pada 17 September 2024 di Jakarta. Berbagai kategori itu adalah Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Anak, Media, serta Lembaga dan Perorangan Asing.
(det/nwk)