Jakarta –
Detikers tahu nggak, ternyata Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) yakni Megawati Soekarnoputri pernah menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional pada tahun 1964.
Hal ini disampaikan langsung oleh Megawati saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh Kepala Daerah se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8/2024) lalu.
“Sekitar saya umur SMA, itu langsung merasa diberi beban. Bebannya apa? Saya mikir bahwa ini hidup mati bendera ini itu berada di tangan saya. Jadi saya sudah janji sama teman-teman saya waktu itu, kita mesti betul-betul bagus kelihatannya, ketika membawanya,” tutur Megawati, dilansir dari laman PDI Perjuangan Jawa Timur, Kamis (15/8/2024).
Jadi Pembawa Baki Bendera Pusaka
Tak hanya sebagai anggota Paskibraka Nasional, Megawati adalah pembawa baki bendera pusaka. Melansir detikNews, kala itu Megawati masih mengenyam pendidikan di SMA Perguruan Tjikini.
“Ibu Megawati itu salah satunya dia Paskibraka tahun 64. Waktu itu beliau sendiri bertugas sebagai pembawa baki bendera kepada bapaknya,” ujar pembina Paskibraka Subagyo.
Dalam dokumentasi yang ada, Megawati terlihat membawa baki dengan rambutnya yang dikuncir dan dikepang satu. Berbeda dengan aturan rambut wanita Paskibraka saat ini yang harus pendek, pada masa itu Paskibraka boleh berambut panjang.
Pelatih Paskibraka angkatan Megawati adalah ajudan Sukarno, yakni Mayor Husein Mutahar. Sosok H Mutahar juga dikenal sebagai Bapak Paskibraka Indonesia.
Posisi Megawati kemudian berbalik saat ia menjadi inspektur upacara 17 Agustus tahun 2004. Jika pada 1964 ia menerima bendera pusaka, maka pada tahun 2004 Megawati jadi orang yang menyerahkan bendera tersebut.
Makna Bendera Pusaka bagi Megawati
Bagi Megawati, bendera pusaka memiliki makna yang mendalam. Pasalnya, ia menyaksikan sendiri bagaimana ibunya yakni Fatmawati diamanahi menjahit Sang Saka.
Dalam pemilihan warna merah putih, Fatmawati dibantu oleh seorang pengusaha dari Jepang. Ia mengatakan orang tersebut adalah simpatisan Indonesia.
“Ibu saya disuruh menjahit mencari warna merah itu ternyata sulit. Ibu saya bilang, kebetulan ada juga orang Jepang, pengusaha, saya masih ingat namanya Bapak Simitzu, dia itu simpatisan Indonesia. Jadi dialah yang mencarikan warna merah, jadi dijahit oleh ibu saya,” ujarnya.
Atas dedikasinya tersebut terhadap dunia Paskibraka, Megawati menerima anugerah Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia dari pengurus pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI).
“Pengibaran bendera pusaka adalah bagian dari sejarah bangsa. Kita sebagai orang yang pernah mengibarkannya punya kewajiban untuk menelusuri kembali sejarah bendera pusaka itu,” jelasnya.
Pesan Megawati kepada Anggota Paskibraka
Megawati juga diketahui pernah menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Pada saat pembekalan HUT PPI ke-31 tahun 2020 lalu, ia memberikan pesan kepada para anggota Paskibraka.
“Kalian itu dipilih bukan hanya pintar bukan hanya cerdas, tapi disini ada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Itu yang harus dijaga”, katanya dikutip dari laman BPIP, Kamis (15/8/2024).
Ia menegaskan kepada anggota Paskibraka untuk tidak main-main dalam menjalankan peran. Megawati menegaskan untuk terus bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai Paskibraka.
“Jadi jangan main-main dengan Paskibra, kalau kewajiban kalian sebagai Paskibra maka harus mempertanggungjawabkannya”, tegasnya.
(cyu/cyu)