Jakarta –
Dari sekian banyak anak yang bermimpi menjadi dokter, tak sedikit dari mereka menguburkan impiannya karena masalah biaya. Kuliah di kedokteran memerlukan perjuangan dan biaya yang ekstra.
Namun, kekhawatiran tersebut berhasil ditepis oleh Haryo Purwodiningrat. Ia adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) yang dapat uang kuliah tunggal (UKT) Rp 2 juta per semester.
Haryo awalnya selalu ragu untuk mencoba Fakultas Kedokteran UI karena biaya. Ia melihat kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan terlebih yang menjadi tulang punggung adalah sang ibu.
“Setelah dinyatakan diterima di FK UI, saya merasa sangat senang, bersyukur, dan lega di saat yang bersamaan. Perjuangan dan doa yang selama ini dilakukan akhirnya membuahkan hasil, dan seluruh kerja keras akhirnya terbayarkan. Saya percaya bahwa tanpa campur tangan Tuhan, saya tidak akan bisa sampai ke titik ini,” kata Haryo dikutip dari laman UI, Senin (26/8/2024).
Bagaimana cara Haryo dapat meraih UKT di FK UI dengan nominal tersebut? Inilah kisahnya:
Motivasi Kuliah di Kedokteran UI
Berdasarkan data dari UI, jurusan Pendidikan Dokter menempati posisi ke-2 paling ketat di Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2023 dengan rasio 1,88 persen. Oleh karena itu, tak mudah untuk dapat lolos diterima di jurusan ini.
Dengan segala upaya, Haryo berhasil membuktikan dirinya bisa lolos di jurusan tersebut. Haryo mengaku punya motivasi yang besar hingga akhirnya memutuskan dokter sebagai karier yang ingin diraih.
“Saya ingin menggunakan seluruh kemampuan untuk melayani masyarakat secara langsung. Dengan menjadi dokter, selain merasa cocok dan menyukai materi pembelajarannya, saya juga bisa berbagi manfaat kepada orang lain,” ungkapnya.
Perjuangan Tembus Kedokteran UI
Kuliah di Fakultas Kedokteran UI adalah mimpi besar bagi Haryo. Namin awalnya ia sempat ragu lantaran biaya kuliah kedokteran yang terkenal tak murah.
“Banyak yang mengatakan kuliah kedokteran itu sangat mahal. Saya pun ragu, apakah mungkin dengan keterbatasan finansial saat ini, saya bisa menjadi dokter?” ujarnya.
Haryo mengingat bahwa pemberi nafkah di keluarganya saat ini adalah sang ibu. Ia mempunyai warung makan yang penghasilannya Rp 1,5 juta – Rp 2 juta per bulan.
Walau demikian, sang ibu tetap teguh mendukung Haryo agar bisa tetap kuliah kedokteran. Menyadari hal itu, Haryo bertekad untuk lolos lewat jalur SNBP agar biayanya lebih murah dari jalur seleksi mandiri.
“Perlu upaya serius untuk bisa berkuliah di FKUI. Karena itu, saya berusaha meningkatkan nilai rapor, mencetak prestasi sebanyak mungkin, dan berdoa secara terus-menerus agar dapat lolos di jalur SNBP. Di samping itu, saya juga mempersiapkan diri untuk menghadapi UTBK dengan belajar sekeras mungkin,” ungkap Haryo.
Sederet Prestasi Haryo
Saat masih SMA, Haryo tercatat sebagai siswa berprestasi di SMAN 1 Bekasi. Sejauh ini, Haryo sudah mempunyai lebih dari 30 prestasi baik tingkat nasional maupun dunia.
Di antaranya Juara 1 National Medical and General Biology Competition (NMGBC) 2024 FKUI, peraih Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2023, Juara 1 Biology Environmental Smart Competition 2023 Universitas Airlangga, Juara 1 Biology Olympiad Festival 2023 Universitas Padjajaran, dan Juara 1 Biology Smart Competition 2023 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Haryo mengaku prestasi-prestasinya pada masa SMA sangat membantu ia tembus FK UI. Terutama setelah memenangkan OSN.
“Dari seluruh upaya itu, salah satu momen terberat adalah saat berjuang di ajang OSN. Syukurlah, saya menemukan titik balik yang memberi kekuatan untuk terus maju,” ujar Haryo.
Sang ibu, Henrietta Agustina tak henti-hentinya mengucap syukur atas keberhasilan Haryo. Ia berterima kasih kepada UI karena memberikan keringanan UKT yang bisa ditanggungnya.
“Terharu sekali, anak saya diterima di FKUI. Apalagi, ia juga mendapat UKT Rp 2 juta per semester. Terima kasih FKUI, terima kasih banyak atas perhatian semua, Tuhan memberkati,” ujar Henrietta.
(cyu/nwy)