Jakarta –
Jepang menjadi salah satu negara dengan rerata usia terpanjang atau harapan hidup yang tinggi di dunia. Angka harapan hidup di Jepang mencapai usia 84 tahun dan berjarak jauh dengan Indonesia yang memiliki rerata 74 tahun.
Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2023, angka harapan hidup global adalah 73,4 tahun. Rinciannya yakni 70,8 tahun untuk pria dan 76,0 tahun untuk wanita.
Penentuan angka harapan hidup ini didasarkan pada tiga faktor utama yakni genetika, jenis kelamin, dan gaya hidup. Ketiganya mencakup komponen seperti kebersihan, pola makan dan olahraga, budaya, pilihan gaya hidup (seperti merokok dan profesi), akses ke layanan kesehatan berkualitas, dan bahkan tingkat kejahatan.
Jadi bisa dikatakan bahwa gaya hidup, fasilitas kesehatan, hingga keamanan di Jepang termasuk sangat baik sehingga memiliki rerata usia yang panjang.
Tapi apakah ada rahasia lain dari gaya hidup?
Rahasia Orang Jepang Bisa Berumur Panjang
Ahli gizi bersertifikat dan ahli umur panjang asal Jepang, Michiko Tomioka MBA RDN, mengatakan bahwa orang di negaranya memiliki kebiasaan mengonsumsi teh tradisional.
Sebagai orang yang tumbuh di wilayah Nara, yang dikelilingi perkebunan teh, ia selalu akrab dengan matcha. Ia mengatakan, di Jepang memiliki upacara minum teh, dan itu bisa dipelajari untuk studi.
“Ketika saya masih di sekolah menengah, saya mulai mengambil pelajaran upacara minum teh formal. Itu adalah hal penting dalam minggu saya. Ahli teh kami selalu memberi saya dan teman-teman sekelas saya dan wagashi (permen) Jepang musiman yang lezat serta bunga,” ucapnya, seperti dilansir dari CNBC.
Bagi Tomioka, matcha atau teh hijau Jepang, bisa dinegosiasikan sebagai kebijaksanaan orang yang lebih tua. Sebab, banyak orang tua berusia hampir 100 tahun, telah membuat matcha sendiri hampir sepanjang hidup mereka.
Tak hanya gaya hidup yang sangat dekat dengan alam, yang tak kalah penting, menurutnya, adalah kandungan dan manfaat matcha.
“Matcha mengandung nutrisi penting seperti vitamin A, C dan K; serat; protein dan asam amino l-theanine, yang telah terbukti membantu meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stres, dan meningkatkan fungsi kognitif,” papar Tomioka.
Selain itu, teh hijau Jepang ini juga diketahui memiliki polifenol seperti epigallocatechin gallate (EGCG). Polifenol merupakan senyawa alami dalam tanaman yang kaya akan antioksidan dan dapat membantu melawan penyakit dan peradangan.
Zat ini juga diketahui bisa berdampak pada perubahan imunitas, metabolisme, dan fungsi kognitif yang berkaitan dengan usia.
Studi Telah Membuktikan Manfaat Penting Minum Teh
Penelitian menunjukkan bahwa matcha dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan juga meningkatkan kesehatan usus.
Bahkan sebuah studi yang terbit di jurnal The Lancet Regional Health-Western Pacific pada November 2023, menyebutkan bahwa minum teh setiap hari telah menunjukkan tanda-tanda penuaan biologis yang lebih lambat.
Para peneliti dari Universitas Sichuan di Chengdu, China, telah menganalisis data dari dua kelompok yakni 5.998 orang Inggris berusia antara 37 dan 73 tahun dan 7.931 orang China berusia 30 hingga 79 tahun.
“Hubungan antara paparan dan respons menunjukkan bahwa mengonsumsi sekitar tiga cangkir teh atau enam hingga delapan gram daun teh per hari dapat menawarkan manfaat anti-penuaan yang paling nyata,” tulis para peneliti dalam jurnal.
Di Jepang sendiri, matcha tidak hanya dijadikan minuman tradisional. Ada banyak cara untuk mengonsumsi matcha, termasuk dalam bentuk camilan manis seperti kue, cookies, puding chia, dan mochi.
(faz/nwk)