Jakarta –
Nama Elin Kartika mewarnai wisuda Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang digelar pada 31 Agustus 2024 – 1 September 2024. Ia dinobatkan sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada jenjang sarjana (S1).
Perempuan dengan sapaan akrab Elin ini lulus dari program S1 Pendidikan Guru PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY. Selain pintar, gadis peraih IPK 3,95 ini punya sepenggal kisah inspiratif selama menempuh kuliah.
Berlatar belakang anak seorang buruh pabrik sempat membuat Elin berpikir mengurungkan niatnya berkuliah. Terlebih saat itu pandemi Covid-19 tengah melanda dan membuat kondisi ekonomi tak menentu.
“Ayah menyarankan untuk bekerja dulu karena tidak yakin dapat membiayai kuliah. Hal ini menjadikan dilema bagi saya apakah mau kuliah atau kerja,” ungkap Elin dilansir dari laman UNY, Senin (2/9/2024).
Lolos Jalur SBMPTN dan Dapat KIP Kuliah
Beruntungnya, Elin mempunyai guru yang perhatian. Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMAN 1 Kutowinangun memberinya informasi seputar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sekaligus membantunya mengajukan bantuan tersebut.
Untuk memaksimalkan dirinya bisa diterima di jalur dengan biaya lebih minim, Elin berjuang mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau saat ini dikenal sebagai Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Akhirnya ia lolos dan bisa menjalani perkuliahan di UNY. Ia merasa bersyukur lantaran usaha kerasnya berbuah hasil baik.
“Saya bukanlah orang yang cerdas dan tidak mempunyai privilege dalam segi ekonomi. Namun selalu berusaha keras dan terus belajar untuk mencapai sesuatu,” kata Elin.
Jadi Tutor Les untuk Tambah Uang Saku
Selama kuliah, Elin tak hanya fokus belajar di kelas. Ia menyadari bahwa dirinya harus mandiri dalam memperoleh uang tambahan.
Sepulang kuliah, Elin harus meluangkan waktu untuk mengajar les anak-anak demi mendapatkan rupiah. Sehingga, Elin harus pintar membagi waktu antara mengajar dan mengerjakan tugas kuliah.
“Di samping kuliah, dari semester 5 saya menjadi tentor les SD untuk menambah uang saku. Selain itu juga menjadi tentor les privat dari rumah ke rumah,” tutur Elin.
Menurut Elin, membagi waktu untuk keduanya cukup sulit. Namun, ia berfokus pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menggunakannya semaksimal mungkin.
Tips Raih IPK Tinggi Versi Elin
Meski dinobatkan sebagai peraih IPK tertinggi, Elin mengaku masih tak menyangka. Ia berpikir capaian tersebut adalah hadiah atas perjuangannya selama empat tahun ke belakang.
Elin mencoba merangkum kiat-kiat apa saja yang membuatnya bisa demikian. Pertama, Elin melihat bahwa dirinya bisa menerima proses yang dijalani selama kuliah.
Meski tak bisa sebebas mahasiswa lain, Elin selalu berusaha berpikir positif. Ia tetap fokus pada target yang ia usahakan meskipun untuk memperjuangkannya sulit.
“Nikmati setiap proses yang dilalui dengan pikiran yang positif. Segera bangkit dari kemalasan dan keputusasaan karena pasti akan ada jalan keluar di setiap masalah jika kita mencoba melakukannya,” tuturnya.
Kedua, Elin menyarankan untuk bisa melakukan manajemen waktu yang baik. Dengan begitu, mahasiswa bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dan tidak membuangnya untuk kegiatan tak bermanfaat.
Tips selanjutnya yang menurut Elin penting dilakukan adalah berdoa dan meminta dukungan dari orang tua. Kedua hal tersebut bagi Elin adalah hal yang bisa membuat dirinya selalu kuat.
“Saya merasa bahwa semua usaha yang dilakukan sekeras apapun tanpa diiringi dengan doa juga akan sia-sia,” kata Elin.
“Jangan lupa carilah teman dan lingkungan yang bisa membawa pada kebaikan untuk mengembangkan diri pada potensi yang optimal,” tutupnya.
(cyu/nwy)