Jakarta –
Kisah kali ini datang dari seorang mantan tukang kebun di salah satu kampus yakni Institut Informatika & Bisnis (IIB) Darmajaya. Ia adalah Abdurrahim atau akrab disapa Mbah Saring.
Kampus tersebut adalah tempat dirinya memulai karier pertama sebagai tukang kebun. Namun siapa sangka, hingga kini dirinya masih berkarier di tempat yang sama tapi dengan status yang berbeda.
Sekarang Mbah Saring adalah dosen di sana. Ia juga merupakan staf perpustakaan yang sehari-harinya membantu mahasiswa mencari buku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dapat Bantuan Beasiswa dari Kampus
Melansir laman Darmajaya, Mbah Saring dikenal sebagai sosok yang hangat dan ceria. Baik saat dirinya masih bekerja sebagai tukang kebun sampai sekarang sudah jadi dosen.
Ia selalu menjalani tugas dengan ikhlas dan tekun selama membersihkan kebun di kampus. Selain itu, Mbah Saring mengaku ingin terus belajar.
Berkat semangatnya, pihak kampus memberikan beasiswa bagi Mbah Saring. Ia pun melanjutkan pendidikan S1 Sistem Informasi di IIB Darmajaya.
Kesempatan tersebut menjadi titik balik baginya. Dari sana Mbah Saring terus mengembangkan diri dan fokus dalam dunia pendidikan.
Setelah lulus sarjana, Mbah Saring melanjutkan kuliah magister (S2) Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Setelah itu, dirinya mengabdi sebagai dosen dan staf perpustakaan di kampus yang IIB Darmajaya. Ia kini mengajar mata kuliah Dasar Umum Agama Islam.
Motivasi Mbah Saring Mengabdi Sebagai Dosen
Pria kelahiran 17 Februari 1974 ini tak menjadikan perpustakaan di kampusnya menjadi tempat mengemban tugas. Lebih dari itu, Mbah Saring menganggapnya sebagai tempat mencari ilmu dan inspirasi.
Ia sangat senang saat membantu mahasiswa mencarikan referensi hingga memberikan bimbingan. Mbah Saring selalu ingin memastikan bahwa mahasiswanya merasa diterima sepenuh hati saat datang ke perpustakaan.
“Beramal itu seperti melempar batu ke laut, tidak perlu diingat lagi,” ungkapnya.
Sekretaris dari Yayasan Alfian Husin (lembaga yang menaungi IIB Darmajaya), Dr Ir H Firmansyah YA, MBA M Sc pun mengucap kagum terhadap perjuangan Mbah Saring. Menurutnya, sosok pria tersebut bisa dijadikan teladan karena ketekunan dan dedikasinya.
“Abdurrahim, atau Mbah Saring, adalah contoh nyata dari seseorang yang menjalani hidup dengan ketekunan dan dedikasi. Dari seorang tukang kebun hingga menjadi penjaga ilmu pengetahuan dan dosen yang menginspirasi banyak orang. Kehadirannya di kampus ini adalah bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang,” katanya.
Sosok Mbah Saring hingga saat ini terkenal dengan kesederhanaannya. Ia identik dengan peci yang selalu dikenakan di kepalanya.
(cyu/nwk)