Jakarta –
Tahun depan, SMA Dharma Karya Jakarta akan meluluskan siswa Kurikulum Merdeka angkatan pertamanya setelah 67 tahun berdiri. Persiapan siswa ke dunia pendidikan tinggi pun menjadi salah satu fokus sekolah.
Implementasi Kurikulum Merdeka sekaligus menghapuskan penjurusan IPA-IPS bagi siswa kelas 11 dan 12. Para siswa berkesempatan untuk mempelajari mata pelajaran pilihan seusai minat, bakat, dan kemampuan, dengan memperhatikan kemampuan sekolah.
Kepala SMA Dharma Karya Subur Sukindi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan lembaga psikotes untuk mendampingi siswa pada kelas 10 dan kelas 12 dalam menavigasi arah pendidikan dan karier ke depan sesuai minat, bakat, dan kemampuan masing-masing. Termasuk di dalamnya yakni memilih perguruan tinggi yang sesuai.
“Di kelas 12 (psikotes lagi), mungkin selama berproses merasa ingin pindah (arah pendidikan dan karier), nggak berminat lagi. Jadi dipastikan agar semaksimal mungkin pilihan pendidikannya pas dengan apa yang ingin ia capai di dunia kerja,” ucap Subur usai perayaan puncak HUT SMA-SMK Dharma Karya Jakarta, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).
Menyiapkan Siswa ke Pendidikan Tinggi
Kepala SMA Dharma Karya Jakarta Subur Sukindi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
|
Proses pemilihan peminatan melibatkan orang tua, guru BK, dan guru mata pelajaran untuk menyelaraskan minat dan bakat siswa. Sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Dharma Karya (YPDK) ini juga menunjuk sejumlah guru untuk bertugas dalam tim pendampingan siswa masuk perguruan tinggi.
“Kadang-kadang siswa memilih jurusan bukan karena minat, tetapi karena mengikuti teman-teman, sehingga perlu proses untuk mengarahkan siswa ke peminatan yang sesuai,” tuturnya.
Subur menambahkan, siswa yang masuk peringkat 10 besar di tiap kelas juga diberikan pendampingan khusus bidang akademik. Diharapkan, suplemen akademik ini menjaga capaian siswa dan mendukungnya diterima di jalur-jalur prestasi akademik seperti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan jalur mandiri nilai rapor.
Career Day & Menengok Perguruan Tinggi
Di Career Day, para alumni tahun sebelumnya yang telah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) diundang untuk bercerita langsung pengalaman mempersiapkan diri untuk pendidikan tinggi. Para alumni juga menuturkan pengalamannya memasuki dunia kuliah.
“Keliling kelas 12. Ada yang dari (Universitas) Brawijaya datang, Jogja, Bandung, (Universitas) Padjajaran. Bahkan yang S2 di Jerman. Dari kepolisian juga diundang. Bercerita langsung, jadi lebih kuat (dampaknya pada siswa),” terang Subur.
Agar makin yakin, siswa juga diajak berkunjung ke perguruan tinggi di luar Jakarta untuk memperluas wawasan dan pilihan pendidikan tingginya. Mereka juga diajak mengunjungi institusi pendidikan kedinasan seperti Akademi Kepolisian (Akpol) dan Akademi Militer (Akmil) untuk melihat peluang pendidikan alternatif.
Pengembangan Potensi di Luar Akademik
Sementara itu, siswa lainnya juga didorong untuk mengenal, berkarya, berkompetisi, dan berprestasi di bidang-bidang yang sesuai minat, termasuk bidang nonakademik. Bekal ini tidak hanya untuk persiapan ikut seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi, tetapi juga untuk mengembangkan potensi siswa.
“OSN (Olimpiade Sains Nasional), O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional), e-sport, ikut saja dulu, nambah jam terbang. Nanti suatu saat juga akan sampai (meraih prestasi),” ucapnya.
Para siswa yang berkompetisi di bidang akademik dan nonakademik kemudian didukung lewat sejumlah dispensasi maupun apresiasi.
Salah satunya Akmal Insan Purwanda, siswa kelas 12 SMA Dharma Karya Jakarta peraih dua medali emas Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2024 nomor 50 meter gaya dada SMA putra dan nomor 200 meter gaya ganti SMA putra.
Berlatih sejak pukul 04.30 pagi, ia diberi dispensasi masuk kelas pukul 07.30 pagi, selang 30 menit dari jadwal lazimnya. Akmal sendiri juga langsung kembali berlatih sepulang sekolah mulai pukul 16.00.
Pada perayaan puncak HUT ke-67 Yayasan Pendidikan Dharma Karya (YPDK), Selasa (10/9/2024), Akmal diberikan beasiswa sekolah untuk 1 tahun akademik.
Capaian Akmal dan siswa-siswa berprestasi lainnya disampaikan pada tiap upacara. Harapannya, makin banyak teman dan adik kelas yang termotivasi untuk mencoba menekuni minat, berkompetisi, dan berprestasi.
“Siapa tahu ada yang senang dengan Akmal, yang turut bangga, ‘Wah saya juga mau seperti itu. Tumbuh jiwa-jiwa kompetisinya,” ucapnya.
Di bidang agama, siswa muslim juga diikutkan pesantren Ramadhan sepekan dengan tema hafalan Al-Qur’an, bekerja sama dengan Universitas PTIQ Jakarta. Subur mengatakan, sekolah memberikan reward bagi siswa yang berprestasi dalam menghafal Al-Quran, baik dalam kecepatan, kualitas bacaan, maupun kuantitas hafalan.
Sementara itu, siswa yang memeluk agama dan kepercayaan lain ditugaskan belajar agama pada pemuka agama masing-masing di tempat ibadahnya. Salah satu siswa Kristen dengan kepemimpinan mumpuni, tutur Subur, juga sempat memimpin OSIS SMA Dharma Karya Jakarta.
“Sekolah juga menekankan pembangunan karakter dan akhlak mulia bagi siswa, tidak hanya prestasi akademik,” ucapnya.
(twu/nwk)