Jakarta –
Masruri meraih penghargaan sebagai Guru Berprestasi Yayasan Pendidikan Dharma Karya (YPDK) 2024. Baru sekitar tiga tahun ia bergabung mendidik siswa di SMA Dharma Karya Jakarta. Namun, dedikasinya pada masa depan siswa dipandang setengah-setengah.
Kepala SMA Dharma Karya Subur Sukindi mengatakan, peran Masruri dalam mendampingi siswa dalam persiapan masuk perguruan tinggi negeri (PTN), mulai dari hingga menjawab semua pertanyaan siswa dan orang tua semua lapisan, menjadi kontribusi yang berarti bagi siswa maupun sekolah.
“Sepanjang tahun. Ini sangat kami apresiasi,” ucap Subur usai perayaan puncak HUT ke-67 YPDK di SMA-SMK Dharma Karya, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).
Dukung Siswa Berbasis Data
Masruri meniti karier sejumlah lembaga bimbingan belajar selepas lulus kuliah dari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengalaman di lembaga bimbel membuatnya terbiasa membimbing siswa dalam memilih prodi dan perguruan tinggi tujuan berbasis data.
Ia pun terbiasa memantau informasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dari bimbel dibawa Masruri ke sekolah saat mulai mengajar pada 2021.
Lewat grup WhatsApp siswa tiap angkatan yang akan mulai persiapan masuk PTN, Koordinator Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) SMA Dharma Karya ini rutin berbagi informasi terbaru untuk siswa.
“UI (Universitas Indonesia) misalnya, jalur masuknya bisa enam. Itu baru satu perguruan tinggi. Jadi informasi jalur terbaru, saya kirimkan link-nya pada siswa, saya tambahkan beberapa informasi inti setelah link agar siswa mau membaca lebih jauh,” tuturnya.
Masruri juga memastikan tiap siswa tak terlambat mendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT). Tiap siswa ia pastikan membuat akun SNPMB. Soal jadi-tak jadi ikut SNBT, setidaknya siswa tidak terlambat untuk memiliki akun.
Sementara itu, siswa eligible Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) bersama orang tua difasilitasi untuk berkonsultasi dengan bimbingan belajar mitra sekolah. Siswa dan orang tua dapat mengkonsultasikan soal nilai rapor, minat, bakat, dan peluang lolos SNBP di kampus dan prodi tujuan.
“Kadang memberikan materi dan buku tambahan buat siswa yang antusias belajar. Sebagai penyemangat dan motivasi buat dia agar makin giat persiapan masuk perguruan tinggi,” ucapnya.
Bantu Lihat Peluang Kuliah
Berangkat dari lembaga bimbel, Masruri mendapati siswa bimbelnya relatif lebih berprivilese dan punya tujuan pasti untuk lanjut pendidikan tinggi. Sementara itu, mendidik di sekolah, ia mendapati siswanya lebih beragam dari kemampuan ekonomi yang kemudian turut mempengaruhi pertimbangan untuk lanjut kuliah.
Terkadang, ia mendapati siswa yang tak dapat lanjut kuliah atau harus gap year. Alasannya macam-macam, termasuk dari keterbatasan dana. Salah satu siswanya belum bisa kuliah karena kakaknya masih kuliah. Orang tuanya berat jika harus menguliahkan dua anak di waktu bersamaan.
Di kasus lain, ia mendapati siswa penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang mempertimbangkan untuk tidak lanjut kuliah. Sadar ada peluang bagi sang anak untuk tetap kuliah, ia pun bicara dengan siswa dan orang tuanya.
“Ada juga yang penerima KJP. Berarti DTKS-nya (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) aktif, dan berpeluang mendapat KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah. Lalu diajak ngobrol juga orang tuanya bahwa kini anak juga bisa dapat KJMU (Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul),” ucapnya.
“Kalau di data itu kan ada ya, terlihat, bahwa sang anak calon penerima KIP Kuliah. Itu bisa disampaikan. Mungkin belum pasti dapat, tetapi yang terpenting adalah mengusahakannya terlebih dahulu,” imbuhnya.
(twu/twu)