Jakarta –
Hasil akhir Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) 2024 dirilis Kementerian Agama (Kemenag) RI. Memang, AKMI sudah digelar serentak pada Agustus lalu. Asesmen ini bertindak sebagai tes diagnostik untuk menilai kompetensi literasi siswa madrasah.
Ada empat kompetensi literasi yang diujikan dalam AKMI 2024 seperti membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya.
Untuk meninjaunya, Kemenag menggelar lokakarya Tindak Lanjut Hasil AKMI 2024. Lokakarya ini diikuti 854 peserta secara daring dan luring yang menghasilkan 2 upaya tindak lanjut.
Kedua upaya ini dilakukan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah yang berperan sebagai leading sectornya. Apa saja? Cek informasinya berikut yuk!
2 Upaya Tindak Lanjut AKMI 2024
Direktur KSKK Madrasah, M Sidik Sisdianto menjelaskan upaya pertama dalam menindaklanjuti hasil AKMI 2024 adalah menyediakan modul tindak lanjut. Baik berbentuk buku ataupun video.
Modul ini dirancang untuk memberikan panduan praktis bagi guru. Sehingga mereka bisa mudah mengimplementasikan strategi pembelajaran berdasarkan hasil AKMI.
“Serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap kebutuhan siswa,” katanya dikutip dari laman resmi Kemenag, Minggu (15/9/2024).
Kehadiran modul harus diikuti dengan hadirnya instruktur yang unggul. Sehingga pelatihan instruktur khusus untuk madrasah di seluruh Indonesia perlu dilakukan.
Para instruktur ini nantinya akan melatih guru dan mendampingi pengajar secara langsung di madrasah. Sehingga guru tidak akan merasa berjalan sendiri dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis hasil AKMI.
“Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa guru mendapatkan dukungan dan pendampingan optimal dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa di lapangan,” rambahnya.
Sidik mengingatkan bila diperlukannya kolaborasi yang kuat antara instruktur dan guru. Sehingga efektivitas tindak lanjut asesmen dan pembelajaran bisa meningkat.
Para instruktur harus mampu menyusun perangkat observasi yang tepat. Dengan begitu, guru bisa terus dipantau serta dievaluasi bila proses pembelajaran mulai tidak sesuai jalur.
Perangkat observasi ini juga harus dirancang dengan baik. Karena alat ini akan menjadi landasan utama untuk menyusun langkah tindak lanjut yang lebih terarah dan tepat sasaran di madrasah.
“Hal ini akan membantu madrasah dalam mengidentifikasi dan mengembangkan potensi siswa, terutama dalam bidang literasi,” tutur Sidik.
Integrasi Antar Bidang Literasi Penting
Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Madrasah sekaligus Koordinator Komponen 2 PMU REP MEQR, Abdul Basit, menekankan pentingnya integrasi antara bidang literasi. Agar tercipta lingkungan yang produktif.
Karena literasi bukan hanya sekedar kemampuan membaca atau menghitung. Tetapi juga mengasah siswa untuk berpikir kritis dan memahami konteks sosial serta budaya di sekitarnya.
“Madrasah harus mampu membentuk siswa yang kompeten di berbagai aspek literasi ini,” tutur Basit.
Melalui lokakarya, ia berharap tercipta para instruktur yang dapat membimbing guru menyusun rencana tindak lanjut dan strategi pembelajaran. Sehingga tujuan AKMI bisa tercapai yakni peningkatan kualitas pendidikan.
“Mereka akan melanjutkan hasil lokakarya ini dengan melakukan pelatihan terhadap guru madrasah dalam merancang langkah-langkah praktis untuk ikut terlibat dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa di madrasah masing-masing,” pungkas Basit.
(det/faz)