Jakarta –
Google rela membayar $2,7 Miliar atau Rp 41 triliun untuk merekrut kembali jenius kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Siapakah dia?
Sosok yang membuat Google rela merogoh kocek fantastis adalah Noam Shazeer. Shazeer meninggalkan perusahaan teknologi raksasa itu untuk mendirikan perusahaan rintisannya sendiri.
Shazeer mulai berkarier di Google pada 2000 silam. Setelah 21 tahun, ia meninggalkan Google lantaran perusahaan itu menolak permintaannya untuk merilis bot obrolan yang ia kembangkan bersama rekannya Daniel De Freitas, seperti dilansir dari Hindustan Times.
Noam Shazeer dan Daniel De Freitas kemudian mendirikan Character.AI yang menjadi salah satu perusahaan rintisan AI terpopuler di Silicon Valley. Setelah kembali merekrut mereka, Google mengumumkan bahwa keduanya bergabung dengan unit AI Google DeepMind dan perusahaan Sundar Pichai membayar Character.AI $2,7 miliar atau Rp 41 triliun untuk melisensikan teknologinya serta agar Noam Shazeer bekerja untuk perusahaan itu.
Kesepakatan lisensi tersebut memungkinkan Google untuk segera mengakses kekayaan intelektual Character.AI tanpa harus menunggu persetujuan regulasi. Laporan tersebut menambahkan bahwa kembalinya Noam Shazeer ke Google dipandang sebagai salah satu alasan utama di balik akuisisi Character.AI oleh Google.
Mantan CEO Google Takjub dengan Noam Shazeer
Mantan CEO Google Eric Schmidt dilaporkan terkesan dengan Noam Shazeer lantaran berhasil membangun model AI yang dapat beroperasi dengan kecerdasan setingkat manusia.
“Jika ada orang yang dapat saya pikirkan di dunia ini yang mungkin melakukannya, itu adalah dia,” kata Eric Schmidt tentangNoamShazeer pada tahun 2015.
Pada tahun 2017, Noam Shazeer juga menciptakan Meena, sebuah bot obrolan yang dapat melibatkan manusia dalam berbagai masalah. Pada saat itu, ia begitu yakin akan kegunaan Meena sehingga ia memperkirakan suatu hari nanti bot itu akan menggantikan mesin pencari Google. Namun, para bos Google berpikir bahwa terlalu berisiko untuk melepaskan Meena karena kekhawatiran tentang keselamatan dan keadilan, demikian dilaporkan Journal.
Noam Shazeer akan memimpin Google untuk membangun versi berikutnya dari Gemini, model AI generasi berikutnya dari Google yang dibuat untuk bersaing dengan para pesaing seperti ChatGPT milik OpenAI.
(nir/nwk)