Jakarta –
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril ungkap kehadiran teknologi digital seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Rapor Pendidikan mulai dirasakan manfaatnya. Terutama bagi kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Diketahui, PMM telah berhasil membantu lebih dari 4 juta tenaga pendidik dalam meningkatkan kompetensi mengajar yang sesuai dengan kebutuhan murid. Selain itu, platform Rapor Pendidikan telah membatu lebih dari 80% kepala sekolah dalam merencanakan program pembenahan sekolah.
Tak bisa dilupakan beberapa waktu lalu kehadiran PMM ramai dibicarakan. Platform ini disebut menyulitkan dan menambah beban administratif guru.
Namun, melalui pengembangan selama lima tahun terakhir ekosistem PMM telah berubah. PMM terus berfokus untuk mengembangkan kemampuan guru dan pendamping sehingga dapat mengajar murid dengan lebih baik.
PMM Punya 4,3 Juta Pengguna Aktif
Pendidikan Indonesia pada dasarnya telah mengalami transformasi dari masa pandemi COVID-19. Pada saat itu, negara kita menempati posisi kedua secara global sebagai negara yang mengalami kehilangan pembelajaran (learning loss) sebanyak 644 hari.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melahirkan sebuah transformasi pendidikan bertajuk “Merdeka Belajar”. Transformasi ini memiliki visi untuk menciptakan pemelajar sepanjang hayat (lifelong learners) berkarakteristik baik dan berdasar pada ideologi Pancasila.
Salah satu perubahan yang hadir, berkaitan dengan pendekatan terkait teknologi. Iwan menyatakan ada tiga kriteria utama kehadiran teknologi dalam pendidikan Indonesia, yakni:
1. Teknologi harus menjadi bagian dalam desain program bukan sekadar adisionalitas (afterthought).
2. Harus mudah diakses.
“Kami juga mengutamakan kepentingan pengguna, baik dari sisi kualitas, kinerja, aplikasi yang dapat diandalkan, serta desain yang mudah digunakan. Pengguna perangkat paling sederhana pun dapat mengakses aplikasi kami,” katanya di gelar wicara di hari pertama penyelenggaraan Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 dikutip dari rilis di
3. Memiliki tim berkualitas untuk terus mengembangkan sistem.
Salah satu teknologi yang terlahir adalah PMM. Hingga saat ini sudah ada 4,3 juta pengguna aktif PMM, dengan partisipasi 7 kali lipat meningkat dibanding 2019.
Dari angka tersebut, 52 persen pengguna berada di wilayah pedesaan, dengan total 144.000 komunitas di seluruh Indonesia. Selain itu, saat ini sudah ada 1,3 juta bahan ajar yang diunggah guru ke dalam PMM.
Sempat dianggap menjadi beban, Kemendikbudristek justru menemukan bila guru dan kepala sekolah pada dasarnya senang belajar satu sama lain. Mereka bisa melakukannya di PMM.
“Ketika kami memfasilitasi komunitas untuk berbagi (community sharing) pada PMM di Juli 2022. Di sini kami melihat bahwa sesungguhnya guru dan kepala sekolah senang belajar dari satu sama lain,” katanya.
PMM merupakan program pengembangan kapasitas guru, sehingga pada dasarnya platform ini bukanlah sebuah kewajiban. Namun terbuka untuk siapa saja yang mau berkembang.
“Selain itu, kebijakan yang tidak menjadikan adopsi ini sebagai kewajiban, juga menjadikan minat pengguna terus meningkat,” tambah Iwan.
Kisah Inspiratif Para Aktor Pendidikan
Capaian baik ini tentu tak hadir begitu saja. Ada peran guru, kepala sekolah, hingga kepala dinas sebagai agen perubahan. Proses adaptasi mereka menjadi faktor penentu utama keberlanjutan berbagai platform teknologi di dunia pendidikan.
Kepala sekolah SDN 066 Pekkabata, Sulawesi Barat, Erniwati membagikan ceritanya dalam merasakan manfaat teknologi di dunia pendidikan. Baginya Rapor Pendidikan bak kompas yang membantu Erniwati dalam tiga tahun menjabat sebagai kepala sekolah.
“Awalnya tata sekolah tidak dapat merepresentasikan tujuan satu tahun ke depan karena tidak ada data tentang kondisi riil di sekolah kami. Dengan hadirnya aplikasi berbasis teknologi Rapor Pendidikan ini, saya bisa bisa melihat capaian siswa saya dalam data literasi dan numerasi, sehingga perencanaan pun dapat dibuat berbasis data,” katanya.
Bahkan kini Erniwati bisa mengetahui gambaran karakter siswa dan iklim pendidikan di sekolahnya. Gambaran ini dahulu hanya konsep abstrak namun kini muncul sebagai data riil.
Tidak hanya bermanfaat bagi pelaku langsung di sekolah, Rapor Pendidikan juga bermanfaat bagi pihak yang lebih luas. Seperti yang diceritakan oleh oleh Kepala Dinas Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kholid.
Sebagai Kepala Dinas, Kholid bekerja sama dengan para kepala sekolah untuk pengembangan kapasitas pendidikan. Ia mengakui, awalnya sulit mengatur tata kelola 1.400 satuan pendidikan di Kabupaten Pekalongan.
Terlebih kondisi geografi di daerah tersebut juga beragam, mencakup gunung, darat, hingga pesisir. Sehingga membutuhkan waktu lama bila harus mengunjungi satu per-satu.
“Semula untuk mendapatkan laporan situasi, kami membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga satu bulan,” cerita Kholid.
Namun dengan hadirnya teknologi Rapor Pendidikan, laporan bisa diselesaikan dalam waktu satu hari tanpa perlu interaksi langsung. Karena, proses pemetaan akar masalah hingga pencarian solusi ini berjalan lebih mudah dan otomatis tersaji di platform tersebut, usai data-data terisi.
“Dampak terhadap ekosistem pendidikan pun menjadi sangat besar, di mana kami bisa memfokuskan penggunaan sumber daya kami dalam membentuk tim yang terdiri dari 2-3 orang untuk mendampingi sekolah-sekolah berdasarkan pemetaan masalah dan situasi,” tutup Kholid.
Tidak hanya tenaga kependidikan Indonesia, Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 dihadiri delegasi yang datang dari 20 negara baik dari wilayah Asia, Afrika, hingga Eropa. Mereka akan terlibat aktif dalam diskusi terkait transformasi di dunia pendidikan.
(det/faz)