Jakarta –
Google Doodle menampilkan karikatur dari sosok maestro Tanah Air hari ini, Kamis 3 Oktober 2024. Ia adalah Abdullah Totong Mahmud atau lebih dikenal AT Mahmud.
AT Mahmud terkenal sebagai seorang pencipta lagu anak populer di Indonesia. Karya-karyanya hingga saat ini masih melekat di telinga anak-anak maupun orang dewasa.
Ia lahir di Palembang pada 3 Februari 1930. AT Mahmud mengembuskan nafas terakhirnya pada 27 Juli 2018.
Seperti apa sosok AT Mahmud? Dan bagaimana kiprahnya dalam dunia musik? Simak profilnya di sini!
Riwayat Pendidikan AT Mahmud
AT Mahmud memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat. Lalu, ia pindah ke Hollandse Indische School (HIS) 24 Ilir.
Semasa sekolah, AT Mahmud akrab dipanggil Totong oleh kawan-kawannya. Sehingga dalam ijazah SMP-nya tertulis nama Totong Mahmud bukan Abdullah Totong Mahmud.
Kemudian, ia melanjutkan studinya di Sekolah Guru bagian A (SGA). Setelah itu, ia mengambil pendidikan di University of Sydney, Australia.
AT Mahmud pulang kembali ke Tanah Air dan sempat menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Jakarta. Selain belajar musik, AT Mahmud juga sempat mengajar di beberapa sekolah.
Ia pernah mengajar di Sekolah Guru bagian B (SGB), Tanjungpinang dan
Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) di Jalan Halimun, Jakarta Selatan.
Kehidupan & Karier AT Mahmud di Dunia Musik
Mengutip laman Pemerintah Kota Semarang, AT Mahmud adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara. Ibunya bernama Masayu Aisyah dan ayahnya Masagus Mahmud.
Dalam kesehariannya, ia dipanggil Dola dan Totong. AT Mahmud tertarik dengan dunia musik sejak duduk di Hollandsch-Inlandsche School (HIS).
Bahkan, AT Mahmud tak bisa melupakan kenangan saat guru HIS mengajarinya musik, khususnya dalam membaca notasi angka. Ia merasa cara guru di sana mengajarinya musik itu menarik.
Sang guru mengenalkan musik kepada AT Mahmud mulai dari urutan nada. Setelah siswa menguasai urutan nada dengan baik, lalu mereka diajari latihan kata-kata hingga notasi.
Beberapa lama kemudian, ia pindah ke kota Muaraenim. Di sana ia berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggora orkes terkenal di sana.
Ishak mengajari AT Mahmud bermain gitar dan mengarang lagu. AT Mahmud pun diajak oleh Ishak untuk bergabung ke dalam grup orkestranya yakni Orkes Ming.
Selama masa penjajahan, AT Mahmud sempat menghentikan langkah kariernya dalam musik lantaran harus menjadi Tentara Pelajar. Namun, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, ia melanjutkan hidupnya.
Sebelum kuliah, AT Mahmud bekerja di salah satu bank milik Belanda karena harus mengumpulkan biaya. Kebetulan Sekolah Guru bagian A membuka semacam beasiswa bagi siswa selama tiga tahun.
AT Mahmud mencobanya dan ia berhenti dari bekerja. Selama di sana ia mendalami dunia musik hingga mulai mengarang lagu.
Kariernya dalam musik semakin terbuka lebar saat ia mengajar di Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) Jakarta Selatan. Di sana ia banyak menciptakan lagu anak-anak.
Satu per satu lagu anak lahir di tangan sang mastero. Selaku guru TK, AT Mahmud saat itu langsung mengenalkan lagu-lagu ciptaannya kepada murid.
Lagu-lagu Anak Ciptaan AT Mahmud
- Pelangi
- Layang-layangku
- Aku Anak Indonesia
- Anak Gembala
- Kereta Apiku
- Ambilkan Bulan
- Bintang Kejora
- Paman Datang
- Libur Telah Tiba
- Bulan Sabit
- Amelia
- Ade Irma Suryani
- Barisan Musik
- Burung Nuri
- Burung Bernyanyi
- Cemara
- Cicak di Dinding
- Di Stasiun
- Dua Ekor Anak Kucing
- Hujan-hujan
- Jangkrik
Prestasi & Penghargaan AT Mahmud
- Piagam Penghargaan dari Panitia Pusat Hari Bersejarah ABRI tahun 1974
- Piagam Penghargaan dari Pejabat Gubernur KDKI Jakarta (1977)
- Piagam Penghargaan dari Bank Indonesia (1978)
- Piagam Penghargaan dari Direktorat Radio (1979)
- Penghargaan dari Partai Golkar yang ditandatangani Jusuf Kalla
- Piagam Hadiah Seni dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1999)
- Anugerah Pendidikan Seni oleh Rektor Universitas Negeri Jakarta (2003)
- Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Megawati Soekarnoputri (2003)
- Lifetime Achievement Award Anugerah Musik Indonesia (2003)
- Anugerah Penyiaran Ramah Anak 2018 kategori Pencipta Lagu Anak Legendaris (Penghargaan Khusus) oleh Komisi Penyiaran Indonesia (30 Juli 2018)
Itulah profil dari AT Mahmud, pencipta lagu anak ternama di Tanah Air. Semoga sosoknya menginspirasi detikers ya.
(cyu/nwy)