Jakarta –
Kuliah di luar negeri telah menjadi impian bagi pelajar di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tujuannya tak lain untuk mengharapkan nasib ekonomi dan pendidikan yang lebih baik serta berkontribusi untuk negaranya setelah lulus. Tapi benarkah demikian?
Sebuah studi yang terbit di International Journal of Educational Research Volume 128, 2024, menemukan bahwa lulusan yang kembali ke negaranya setelah belajar di luar negeri berdampak terhadap pengurangan kemiskinan. Dampak ini terutama dirasakan di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah.
Dalam studinya, para peneliti menggunakan data jangka panjang selama lebih dari 20 tahun. Mereka menemukan bahwa pengalaman dan keterampilan yang diperoleh dari luar negeri dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan negara asal mereka.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa meskipun dampak jangka pendek dari mobilitas pelajar internasional terhadap pengentasan kemiskinan tidak signifikan. Namun dampak jangka panjangnya-dalam jangka waktu 15 tahun-memiliki hubungan positif dengan pengentasan kemiskinan di negara-negara miskin. dan negara-negara berpendapatan menengah,” kata Maia Chankseliani, penulis studi dan Associate Professor Pendidikan Komparatif dan Internasional dari Departemen Pendidikan Oxford, dikutip dari phys.org.
Dia mengatakan dampak ini bisa muncul karena lulusan yang kembali ke negaranya kemudian menggunakan keterampilan dan pengetahuan dari luar negeri untuk memberikan inovasi dan kontribusi pada perubahan masyarakat.
Pelajar yang Kuliah di Luar Negeri Semakin Meningkat
Data menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang belajar di luar negeri telah meningkat tiga kali lipat, dari dua juta pada 1997 menjadi enam juta pada 2021. Peningkatan ini dipicu karena semakin tingginya kesadaran akan nilai belajar di luar negeri untuk kemajuan individu maupun pembangunan masyarakat.
Oleh karena itu, kini banyak pihak yang kini banyak menyediakan beasiswa studi internasional, seperti pemerintah, lembaga amal, universitas, hingga perusahaan swasta.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara menghadapi tantangan baru yakni pelajar yang belajar ke luar negeri enggan kembali untuk membangun negara asalnya. Hal ini bisa menjadi hambatan dalam bidang pendidikan dan kerja sama lintas negara.
Tantangan lain yang muncul adalah akses pelajar di berbagai belahan dunia untuk belajar di sekolah-sekolah terbaik. Dalam studi terbaru ini, peneliti memberi catatan bahwa pertukaran pelajar harus tetap terbuka dan mudah diakses, meskipun kini banyak yang memilih untuk mendapatkan pendidikan di dalam negeri.
“Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, pendidikan dalam negeri tidak selalu sesuai dengan kualitas yang ditentukan oleh negara-negara berpendapatan tinggi, khususnya dalam menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan serta keterampilan,” ucap peneliti pascadoktoral, Joonghyun Kwak.
Maka dari itu, sering kali pelajar dari luar negeri membawa pulang pengetahuan, keterampilan, dan koneksi skala global. Hal ini kemudian dapat membantu mengisi kesenjangan dan mendorong upaya mengurangi kemiskinan di negara asal mereka.
Bagaimana Cara Mengurangi Kemiskinan dengan Belajar di Luar Negeri?
Dalam studinya, Maia Chankseliani dan Joonghyun Kwak menjelaskan cara-cara yang dapat diterapkan setelah belajar dari luar negeri guna mengentaskan kemiskinan, yakni:
Transfer Pengetahuan dan Keterampilan
Mahasiswa yang pernah belajar di luar negeri dan membawa pulang keterampilan serta pengetahuan baru dapat menerapkannya untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, terutama di sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Inovasi dan Perubahan
Dengan pemahaman baru yang didapat dari pengalaman selama menempuh pendidikan, mereka dapat memberikan inovasi pada industri lokal sehingga meningkatkan produktivitas dan memberikan solusi bagi permasalahan yang relevan di masyarakat.
Koneksi Internasional
Mahasiswa yang sebelumnya telah membangun koneksi dalam skala internasional dapat digunakan untuk menciptakan peluang dan investasi di negara asal mereka serta meningkatkan kolaborasi lintas negara.
Mengubah Pandangan terhadap Dunia
Berikan budaya dan perspektif baru yang membantu masyarakat memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap dunia, serta mempengaruhi bagaimana masyarakat menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi yang ada.
Melibatkan Masyarakat Dalam Membuat Kebijakan dan Tata Kelola
Dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh, para lulusan yang telah menempuh pendidikan di luar negeri dapat turut berkontribusi dalam merumuskan kebijakan lokal dan mendorong perubahan yang positif dalam tata kelola, serta menciptakan kebijakan yang mendukung pengentasan kemiskinan.
Ruang Bersuara
Pelajar dengan pemikiran kritis akan membuka ruang interaksi yang berisi ide, sumber daya, dan praktik untuk bertukar, serta berkontribusi pada perubahan struktural yang lebih luas dalam masyarakat.
Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Berbekal pengalaman yang mereka dapat selama menempuh pendidikan, lulusan kampus luar negeri akan lebih siap menghadapi tantangan dengan menemukan solusi yang lebih inovatif.
Dukungan terhadap Komunitas Lokal
Pengalaman berharga di luar negeri akan memupuk pemikirannya untuk komunitas lokal. Dengan melibatkan komunitas lokal, seperti pelatihan keterampilan, pendidikan, dan usaha lokal, maka dapat turut mengentaskan kemiskinan.
(faz/faz)