Jakarta –
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024 Nadiem Anwar Makarim telah melakukan serah terima jabatan kepada tiga menteri di Kabinet Merah Putih di Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (21/10/2024) lalu.
Nadiem menyampaikan pesan dan harapannya kepada tiga menteri yang akan melanjutkan tugasnya yakni Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti; Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro; dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
“Apapun nomenklatur yang digunakan, saya yakin kita semua berpijak pada visi dan misi yang sama untuk memastikan semua anak Indonesia mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas, visi dan misi yang sama untuk pemajuan kebudayaan, dan dengan berpegang teguh pada prinsip tata kelola yang akuntabel dan integitas tinggi,” ucap Nadiem, dilansir dari laman Puslapdik Kemdikbud, Rabu (23/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutkan Merdeka Belajar
Pesan pertama Nadiem kepada tiga menteri baru adalah soal penguatan akses pendidikan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Menurutnya, untuk mempercepat akses bisa dimanfaatkan teknologi.
Nadiem menyebut kebijakan Merdeka Belajar bisa menjadi tonggak utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Konsep kebijakan tersebut telah disesuaikan dengan prinsip Ki Hajar Dewantara yang berfokus pada penguatan karakter.
Merespons pesan Nadiem, Abdul Mu’ti mengungkap ia dan pihaknya akan melestarikan dan menjaga hal-hal baik yang sudah ada. Juga, akan menggagas hal baru demi kemajuan pendidikan Indonesia.
“Saya sangat berharap dukungan dan kerja sama dari seluruh keluarga besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, karena ini adalah kementerian yang sangat strategis untuk membangun kualitas sumber daya manusia,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Dikti Satryo menegaskan pendidikan tidak boleh terganggu. Menurutnya pendidikan harus terus berjalan di samping perbaikan.
“Kita akan terus bekerja, sembari melakukan perbaikan, karena pendidikan adalah proses yang terus berjalan. Kepada rekan-rekan di pendidikan tinggi, riset, dan teknologi, kita harus mempersiapkan pembelajaran untuk masa depan yang tidak pasti dan tidak menentu,” ucap Satryo.
Pemanfaatan Kebudayaan Harus Selaras UU
Kemudian, Nadiem mengatakan pentingnya pemanfaatan kekayaan budaya yang selaras dengan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan. Menurutnya, program kebudayaan harus dirancang dengan tujuan penggerak ekonomi.
“Tanpa Bapak dan Ibu, kebijakan sebagus apapun tak akan terlaksana di lapangan dan tak akan berdampak membawa perbaikan untuk negeri, walaupun masih banyak pekerjaan besar yang harus dilanjutkan oleh para menteri baru,” ujar Nadiem.
Menurut Fadli Zon selaku Menteri Kebudayaan, didirikannya wadah baru khusus budaya ini akan menjadi kesempatan bagus. Dengan demikian, negara bisa mengurusi kebudayaan Indonesia yang kaya ini secara lebih fokus.
“Kita harus menjadikan budaya ini sebagai treasure, sebagai kekayaan nasional kita. Dengan ini, mudah-mudahan Indonesia bisa menjadi ibu kota budaya dunia,” tuturnya.
(cyu/nwy)