Jakarta –
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof Stella Christie PhD menilai fenomena lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapat pekerjaan perlu diteliti secara sistematis. Ia menyatakan pihaknya siap membantu dalam menjodohkan si pencari dan pemberi kerja
“Pertama, kita harus tanyakan apakah bottleneck-nya adalah flow information: yang mencari ada, yang butuh pekerja ada, tapi tidak (saling) tahu, jadi matchmaking-nya kurang baik. Kalau itu (yang) benar terjadi, kami dari (Kementerian) Dikti Saintek siap membantu supaya flow information-nya lebih jelas,” kata Stella dalam siaran Mengenal Wamen Stella Christie Lebih Dekat dalam kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Jumat (25/10/2024).
Merespons Kesenjangan Skill
Stella mengatakan, masalah kesulitan mendapat kerja juga perlu dilihat dari sisi kesenjangan antara skill yang dibutuhkan di industri dengan ilmu yang diberikan di perguruan tinggi. Untuk itu, ia menekankan pengembangan sains dan teknologi perlu terintegrasi dengan pengajaran di kampus.
“Itulah mengapa kalau sains dan teknologi itu dibawa langsung ke universitas kita, pendidikan di universitas itu menciptakan sesuatu yang baru, nggak akan ketinggalan,” ucapnya.
Menurutnya, tanpa mindset penciptaan sains dan teknologi baru di perguruan tinggi, potensi ketinggalan dari industri akan selalu ada. Potensi risiko ini yang menurutnya dapat berkembang menjadi kesenjangan antara lapangan pekerjaan dan ilmu yang dipelajari di kampus.
“Itu PR berat yang harus rame-rame, bareng-bareng, kita gotong royong,” ucapnya.
Anak Muda Bersemangat, Tapi…
Berdasarkan data yang dihimpunnya, akses internet dan semangat anak muda di Indonesia baik, tetapi kekurangan informasi sains dan teknologi. Baginya, kondisi ini menjadi PR bagi Kemendikti Ristek untuk menjembatani informasi bagi para anak muda.
Stella mencontohkan, podcast UNICEF yang salah satunya mengulik profilnya bertujuan untuk menginspirasi anak perempuan agar menjadi ilmuwan. Praktik-praktik seperti ini salah satunya juga rencananya akan dilakukan di kementerian.
“Kami mau sorot begitu banyak ilmuwan hebat di Indonesia, kami mau tampilkan ke publik, jadi ada role model pertama. Dan jadi tahu juga apa itu ilmunya, karena ilmu sains dan teknologi itu sangat menggairahkan. Dan yang saya tahu adalah anak-anak muda kita itu sangat gairah sekali mempelajari sesuatu yang baru, tidak hanya konsumsi media,” ucapnya.
Ia menegaskan, berdasarkan pembicaraan dengan Menteri Dikti Ristek Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro, pihaknya akan memetakan secara sistematis masalah saat ini dan hal-hal yuang perlu diperbaiki. Perbaikan SDM juga ditingkatkan melalui peningkatan kualitas pembelajaran di pendidikan tinggi yang merangkul perubahan sains dan teknologi.
“Itulah yang akan kami canangkan di Kementerian Dikti, Sains, dan Teknologi,” ucapnya.
(twu/twu)