Jakarta –
Inilah Dr Fakhrina Fahma, lulusan program studi (prodi) doktor Teknik Industri Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang bebas dari ujian terbuka promosi doktor dan memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,0.
Dr Fakhrina dibebaskan dari ujian terbuka doktor lantaran penelitiannya yang bertajuk “Dynamic Open Innovation For Determine Interoperability Base Technology Requirement On Electric Motorcycle Swappable Battery, Journal of Open Innovation : Technology, Market, and Complexity” masuk kategori Quartile 1 atau Q1 melalui jurnal Elsevier.
Melalui konferensi pers promosi doktor yang dipimpin Wakil Dekan Bidang Akademik dan Penelitian FT UNS Prof Dr Eko Surojo, disampaikan bahwa Dr Fakhrina telah melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Persyaratan Interoperabilitas Berbasis Teknologi Pada Electric Motorcycle Swappable Battery Di Era Digital Supply Chain”.
“Dari penelitian tersebut telah dihasilkan 1 artikel ilmiah pada journal top-tier (Q1) yang diterbitkan Elsevier,” ujar Prof Eko.
“Sesuai dengan Peraturan Rektor No. 23 tahun 2020, diperbarui dengan No. 22 Tahun 2024 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Program Magister dan Program Doktor maka yang bersangkutan dibebaskan dari ujian terbuka,” jelasnya lagi, dikutip dari UNS pada Minggu (3/11/2024).
Di samping itu Dr Fakhrina menghasilkan artikel yang dimuat dalam konferensi internasional sebanyak 3 artikel.
Prof Eko mengatakan dalam konferensi pers ini, pihak kampus turut menyerahkan yudisium kepada Dr Fakhrina. Ucapan selamat turut diberikan kepada Dr Fakhrina dan keluarga atas prestasi tersebut.
“Dr. Fakhrina Fahma yang juga sebagai Dosen di FT UNS berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0 (A) dengan predikat cumlaude, lama studi 2 tahun 9 bulan,” kata Prof Eko.
Hasil Penelitian Dapat Bermanfaat bagi Pemerintah
Untuk melakukan penelitian disertasi, Dr Fakhrina berada di bawah bimbingan Prof Dr Ir Wahyudi Sutopo (Ketua Tim Promotor) dibantu Prof Dr Ir Eko Pujiyanto (Ko-Promotor 1) dan Prof Muhammad Nizam (Ko-promotor 2).
Sebelum akhirnya dinyatakan lulus, Dr Fakhrina telah menjalani evaluasi 4 tahapan yang melibatkan penguji eksternal UNS yaitu Eko Sutiawan, ST, MT, PhD dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ir Ferry Andrianto, SPd, MSi, PhD dari prodi Teknik Elektro UNS, dan Dr Ir Yuniaristanto, ST, MT dari prodi Teknik Industri UNS.
Kepala Prodi Doktor Teknik Industri, Prof Dr Ir Eko Pujiyanto mengatakan Dr Fakhrina merupakan lulusan ketiga prodi Doktor Teknik Industri UNS.
Dr Fakhrina dalam penelitiannya mengembangkan desain persyaratan interoperabilitas berbasis teknologi pada tiga layer yakni komponen, komunikasi, dan informasi. Metode penelitiannya menggunakan integrasi Framework for Analysis, Comparison, and Testing of Standards (FACTS) dan pendekatan dynamic open innovation.
Dr Fakhrina menjelaskan penelitian ini memberi wawasan dan pemahaman anyar soal pendekatan baru yang meingtegrasikan pengembangan standar dan penilaian estimasi dampak ekonomi penerapannya secara simultan.
Hasil dari penelitiannya, menurut Dr Fakhrina bermanfaat untuk Pemerintah dalam menentukan prioritas regulasi standar Karena estimasi dampak ekonominya dapat diketahui, walaupun standar tersebut masih dalam tahap pengembangan.
“Alhamdulillah, selama kurang dari 3 tahun, dapat menyelesaikan penelitian disertasi berupa inovasi solusi masalah nyata untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi adopsi teknologi pada early standardization,” ujar Dr Fakhrina.
Penelitian Berkaitan dengan Pengisian Daya Motor Listrik
Sekarang ini di Indonesia ada banyak produk motor listrik dengan berbagai merek. Namun, motor listrik yang beredar mempunyai spesifikasi swappable battery (SB) yang berbeda-beda.
Itu menyebabkan para pengguna motor listrik hanya dapat menukarnya di battery swapping station (BSS) sesuai merek masing-masing. Hal inilah yang menyebabkan rantai pasok energi tidak efisien. Sebab, investasi SB dan BSS sangat besar.
Maka, cara menekan biaya investasinya adalah mendorong ekosistem SB dapat dipertukarkan dan dioperasikan antarmerek, atau yang juga dikenal sebagai interoperabilitas.
Syarat interoperabilitas itu perlu dikembangkan untuk menjamin kolaborasi antarmerek pada pengisian daya motor listrik. Belum ada yang mengkaji interoperabilitas pengisian daya pada battery swapping techology dalam riset terdahulu.
Pengembangan syarat interoperabilitas merupakan salah satu usaha dalam rekayasa rantai pasokan motor listrik pada tahap awal, melalui standardisasi. Dengan standar interoperabilitas, maka diharapkan dapat menekan biaya investasi dan tercipta pasar motor listrik lebih besar.
(nah/nwk)