Jakarta –
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menjelaskan mengapa Presiden Prabowo Subianto mengubah program Makan Siang Gratis menjadi program Makan Bergizi Gratis.
Dadan menyampaikan berdasarkan pengalaman di lapangan, pengiriman makanan terdiri dari tiga tahap.
Untuk anak PAUD dan anak SD kelas 2, makanan harus dikirim pada 07.45 untuk dimakan pada pukul 08.00. Kemudian untuk anak kelas 3 sampai kelas 6 (makanan) dikirim jam 09.00 untuk dimakan 09.30.
“Kemudian (untuk) anak SMP dan SMA (makanan) dikirim 11.30 untuk dimakan jam 12.00. Sehingga terminologi makan siang menjadi tidak cocok, maka kemudian diganti menjadi Makan Bergizi Gratis,” terang Dadan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024 secara daring (7/11/2024), dikutip Jumat (8/11/2024).
Lanjut Dadan, anggaran Makan Bergizi Gratis yang sudah ditetapkan untuk 2025 adalah Rp 71 triliun.
“Dan kemarin setelah rapat sidang paripurna saya dipanggil untuk siap-siap ada kemungkinan budget itu akan bertambah pada bulan Agustus,” ujar Dadan lagi.
Landasan Makan Bergizi Gratis
Dadan memaparkan landasan program Makan Bergizi Gratis.
Ia mengatakan,diprediksi pada 2045 jika tidak diintervensi dari sekarang, maka penduduk Indonesia akan diisi oleh anak yang berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin yang untuk kehidupan sehari-harinya susah.
Pasalnya, berdasarkan data anggota rumah tangga menurut kelas pengeluaran di Indonesia, apabila ada 100 keluarga miskin, ada 78 keluarga yang anaknya tiga dan hanya 22 keluarga yang anaknya dua.
“Apabila kita gabungkan yang miskin dan rentan miskin, anaknya 2,5,” kata Dadan.
Sementara itu, pertumbuhan penduduk Indonesia sampai sekarang masih bertambah 3 juta orang.
“Pak Prabowo menggambarkan, anak Indonesia jika kita tidak intervensi, itu akan lahir dari keluarga-keluarga yang dari segi fisik pun kurang bisa bersaing. Jangankan untuk bermain bola 90 menit, barang kali untuk main 30 menit pun sudah kalah,” kata Dadan.
Program Makan Bergizi Gratis menyasar ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga seluruh anak sekolah baik dari sekolah keagamaan maupun tidak.
Titik Kritis Pertumbuhan Manusia
Dadan menyebut dua titik kritis yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan seseorang. Pertama adalah pada 1.000 hari pertama, yakni untuk mencegah stunting.
“Oleh sebab itu program yang besar harus kita gelontorkan pada 1000 hari pertama untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Tetapi kita jangan lupakan ketika anak itu tumbuh, di mana anak ini akan mencapai titik kritis kedua yaitu ketika usia 8 sampai 17 tahun,” urai Dadan.
Ia menyebut ada banyak orang masih menganggap titik kritis kedua tidak perlu diintervensi.
(nah/nah)