Jakarta –
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menegaskan program quick win pembangunan sekolah unggulan beralih dari ranah kementeriannya. Pembangunan sekolah unggulan akan dieksekusi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan telah disetujui DPR.
“Sekolah itu sudah kami bicarakan dengan Pak Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Teknologi yang melaksanakan beliau. Sudah kami bicarakan dan sudah disetujui juga anggarannya di DPR,” ungkap Mu’ti pada detikEdu di kantornya, Jl Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
“(jadi) untuk sekolah unggul itu oleh Kementerian Dikti Sains Teknologi bukan oleh kami,” tegasnya.
Tahun 2025 Akan Dibangun 4 Sekolah Unggulan
Sebagai informasi, quick win Prabowo-Gibran adalah berbagai program prioritas yang anggarannya telah disetujui DPR dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam APBN, sekolah unggulan mendapat anggaran sebesar Rp 4 triliun.
Meski bukan akan dilakukan kementeriannya, Menteri Mu’ti menjelaskan dalam tahun 2025 pemerintah akan membangun 4 sekolah unggulan yang bersifat afirmasi. Rata-rata sekolah ini akan dibangun di luar pulau Jawa.
“Dalam satu tahun 2025 akan dibangun 4 sekolah yang lokasinya saya tidak ingat persis. Rata-rata memang di luar Jawa,” tuturnya.
Pemilihan lokasi di luar pulau Jawa selaras dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Karena di berbagai lokasi tersebut kualitas pendidikannya dianggap masih tertinggal.
Menurut Mu’ti pendidikan pada dasarnya harus memberikan layanan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia. Terlepas dari berbagai kondisi yang ada.
Seperti anak-anak berkebutuhan khusus dan mereka yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa. Sekolah Unggulan yang memiliki sifat afirmasi akan mengakomodir hal ini.
Pemerintah ke depan akan berupaya agar anak-anak yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa baik akademik dan non-akademik bisa mendapat pendidikan unggul serta gratis.
“Yang penting pendidikan itu tetap bisa dijangkau tanpa dia harus mengeluarkan biaya. Kalau memang secara akademik (dan non-akademik) dia mampu, negara bisa membiayai. Tidak ada masalah,” pungkasnya.
Bentuk Sekolah Unggulan
Sebelumnya Abdul Mu’ti menyebutkan bentuk sekolah unggulan beragam. Ada yang khusus unggul secara akademik dan juga sekolah unggulan khusus secara bakat minat di bidang olahraga atau seni.
Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan sekolah unggulan yang sudah ada. Baik yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat.
Sekolah ini nantinya akan ditujukan kepada anak-anak berbakat Indonesia. Sehingga mereka bisa menjadi generasi unggul untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
“Tapi intinya sesuai dengan amanat Undang-Undang anak-anak yang punya bakat ini punya hak. Istilahnya mereka yang punya bakat istimewa baik dalam bidang akademik, seni, atau olahraga itu bisa tingkatkan,” ucapnya.
Namun, karena dialihkan ke Kemendiktisaintek belum diketahui bagaimana bentuk sekolah unggulan akan dilaksanakan. Mu’ti menyebut salah satu contohnya adalah Taruna Nusantara yang kini mulai direplikasi di beberapa wilayah.
(det/nwk)