Jakarta –
Program wajib belajar 13 tahun akan segera diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Seperti telah disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti.
Dalam acara Perayaan Hari Puncak Mentas PAUDPEDIA, ia menjelaskan alasan mengapa wajib belajar yang semula hanya 12 tahun harus ditambah satu tahun yakni sejak Taman Kanak-Kanak (TK). Ia pun menjelaskan contoh pembelajaran yang bisa dilakukan sejak TK untuk mendukung program.
“Momen ini adalah momen penting di mana kita memberikan perhatian untuk pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang menjadi program prioritas presiden Prabowo adalah wajib belajar 13 tahun,” katanya di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).
Membangun Fondasi Karakter Anak
Hal yang disoroti Mu’ti adalah tentang masa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang penting dalam membangun fondasi anak. Baik dalam membangun jiwa sosial, peduli terhadap lingkungan, dan sebagainya.
“Kita dekatkan anak dengan lingkungan sosial yang ada, kita ketemukan dengan orang tua, lingkungan alam di mana mereka berada, mengenali bunga-bunga, tanaman dan sebagainya,” tuturnya.
Mu’ti pun memberikan contoh pengajaran sejak TK bisa berupa membangkitkan motivasi siswa untuk mengejar mimpinya. Menurutnya akan lebih baik jika anak bisa tahu apa cita-citanya sedari dini.
“Makna sejati pendidikan usia dini, memberikan mereka rasa percaya diri, memberikan mereka mimpi-mimpi dan cita-cita masa depan yang itu akan membangun semangat mereka, apapun keadaan mereka, mereka kita beri motivasi, kita beri dukungan untuk bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan,” bebernya.
Oleh karena itu, Mu’ti melihat bahwa pengenalan profesi-profesi sejak TK sangat penting. Guna menggali bakat dan meningkatkan minat mereka terhadap impiannya.
“Biasanya di TK itu kadang ada polisi, kadang pakai tentara, kadang pakai baju dokter, tapi kadang perlu juga pakai baju petani supaya anak-anak mulai menyadari arti penting semua profesi, karena semua profesi penting, semua profesi mulia,” tutur Mu’ti.
Belajar Tanpa Dipaksa
Kemudian, poin penting yang ditekankan Mu’ti kepada para guru dalam mendukung wajib belajar 13 tahun ini adalah tak ada paksaan. Guru tak boleh memaksa siswa TK untuk memahami sebuah konsep.
“Anak-anak sudah bisa diajari berhitung tanpa harus dipaksa, ketika kemudian diajari mengenal warna merah dan biru, kemudian mengelompokkan itu juga matematika karena ada klasifikasi menurut warna,” kata Mu’ti.
Hal ini selaras dengan akan dimasukkannya pembelajaran matematika menyenangkan di TK. Bukan soal seberapa bisa siswa berhitung angka, tetapi matematika yang dimaksud adalah pengenalan konsep-konsep dasar.
“Melompat-lompat sambil belajar matematika itu bisa melatih motorik kasar, di atas bangun-bangun matematika, sehingga mereka bisa mengenal bangun-bangun matematika,” kata Mu’ti.
(cyu/pal)