Jakarta –
Mata pelajaran coding akan diterapkan pada jenjang SD dan SMP sebagai mata pelajaran pilihan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) jelaskan ada berbagai variasi pembelajaran coding dan ada yang tidak membutuhkan internet.
“Ternyata coding itu variasinya ada tiga. Pertama ada coding yang dia online, yang dia memang internet-based,” ujar Prof Mu’ti.
“Yang kedua, ada coding yang dia unplugged, yang dia tidak pakai internet, tapi ada paketnya yang sudah khusus. Yang ketiga, ada coding yang unplugged dan tidak ada paket khusus, tapi berupa alat-alat permainan yang bisa dikembangkan sendiri,” imbuhnya usai pertemuan dengan Presiden Prabowo di Istana Merdeka pada Selasa (26/11/2024), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden (27/11/2024).
Prof Mu’ti menegaskan, dengan variasi ini pihaknya melihat praktik coding di lapangan diselenggarakan dalam dua mata pelajaran.
Coding online dilakukan di mata pelajaran teknik informatika. Sedangkan yang offline, dapat dilakukan di mata pelajaran keterampilan
“Sehingga dia bisa saja, coding ini tidak menambah mata pelajaran, hanya mengubah isi mata pelajaran yang sudah ada. Dengan cara itu, maka kami mungkin tidak perlu menambah guru, tapi melatih guru yang mengajar coding,” ungkapnya.
Mapel Coding Tidak Harus Dilakukan di Sekolah Perkotaan
Prof Mu’ti pun menegaskan pelajaran coding tidak selalu diselenggarakan di sekolah yang ada di kota.
“Ada Yayasan Sukma itu di Palu, di satu kota di mana di Sulawesi Tengah. Jadi enggak selalu di kota,” ujar Prof Mu’ti.
Ia menggarisbawahi, untuk penerapan coding unplugged tidak perlu menggunakan internet dan dapat dilakukan di mana saja, yang penting ada materi dan tutornya.
Apa Itu Coding Unplugged?
Pembelajaran coding dapat dilakukan dengan pendekatan plugged coding ataupun unplugged coding.
Pembelajaran unplugged coding adalah suatu proses pembelajaran yang mengacu pada keterampilan coding, tanpa harus menggunakan perangkat teknologi seperti handphone maupun laptop, seperti didefinisikan oleh Meida Sitanggang (2002), dikutip dari artikel ilmiah “Kegiatan Unplugged Coding Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Kritis Anak Usia Dini” yang ditulis oleh Mutoharoh, Muniroh Munawar, dan Dwi Prasetiyawati Diyah H.
Menurut Aranda & Ferguson (2018), kegiatan unplugged coding menerapkan pendekatan praktis dalam mengajarkan prinsip-prinsip dasar pemrograman kepada anak-anak. Pada praktiknya, perangkat elektronik tidak digunakan, tetapi anak-anak dapat belajar melalui objek-objek fisik seperti kartu; blok; atau permainan papan.
Pada pembelajaran unplugged coding, anak-anak akan mendisiplinkan diri untuk memecahkan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih terkelola, mengatur urutan tindakan, memahami ide pengulangan dan pemilihan, serta berkolaborasi dalam tim untuk menyelesaikan tugas pemrograman sederhana.
(nah/nwk)