Jakarta –
Pengajaran matematika di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK) menjadi salah satu program yang hadir di pemerintahan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Mendikdasmen Abdul Mu’ti sebelumnya menyebutkan program ini sudah diputuskan, tinggal menunggu teknis pelaksanaannya.
Ia juga menyebutkan, matematika yang diajarkan bukan hitung-hitungan rumit, tetapi sesuai dengan prinsip pedagoginya.
“Kalau TK itu kan bermain sambil belajar, jadi titiknya pada bermain. Kemudian SD awal itu belajar sambil bermain, sehingga belajar itu semuanya disampaikan dengan cara yang sangat menggembirakan,” ucap Mu’ti dikutip dari arsip detikEdu.
Selaras dengan Mu’ti, Melan Achmad atau yang dikenal dengan Mbah Guru Matematika alias Mbah Melan ‘TikTok’ menyampaikan hal serupa. Menurutnya, matematika yang diajarkan pada siswa TK dan SD kelas awal (kelas 1, 2, dan 3) harus dilakukan dengan bermain dan gembira.
“(matematika diajarkan) dengan metode bermain sambil belajar,” kata Mbah Melan kepada detikEdu disela-sela acara Puncak Perayaan Hari Guru Nasional 2024 di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024).
Tips Ajari Matematika untuk Siswa TK Ala Mbah Melan ‘TikTok’
Mbah Melan mengakui matematika bisa diajarkan sejak dini. Karena otak anak-anak masih masa perkembangan dan mudah menangkap pembelajaran.
“Pikiran atau otak anak-anak yang masih kecil itu baru perkembangan, masih kosong. Jadi alangkah baiknya kalau diisi sejak kecil, sejak dini,” ungkapnya.
Namun, ia menekankan pembelajaran matematika harus membuat anak-anak gembira. Sehingga kata bermain lebih ditekankan dibanding belajar.
Salah satu tips yang diberikan Mbah Melan adalah mengajak anak-anak mengelilingi sekolah. Di sana anak-anak bisa diajak untuk berhitung sederhana dengan objek pohon-pohon.
“Sekali-sekali diajak keliling sekolah untuk menghitung pohon-pohon. Itu caranya,” tegas Mbah Melan.
Bukan matematika yang rumit, siswa harus diperkenalkan melalui materi paling sederhana. Dengan demikian, ia memiliki basis matematika yang kuat.
“Kita mengajarkan matematika untuk tingkat TK dan SD kelas 1, 2, 3 disesuaikan dengan kondisi ataupun otak anak. Sehingga tidaklah terlalu muluk-muluk tapi yang sederhana,” urainya.
“Sehingga dia punya basis matematika (yang kuat),” tambah dia lagi.
Di Usia 80 Tahun Masih Mengajar Matematika
Semangat untuk mengajar matematika pada penerus bangsa Mbah Melan tidak pernah padam. Meskipun kini ia telah berusia 80 tahun.
Awal mula Mbah Melan ingin menjadi guru matematika ternyata tumbuh sejak duduk di bangku SMA. Kala itu, di sekolahnya hanya memiliki satu guru matematika.
Sosok asal Aceh ini melanjutkan kuliah di Banda Aceh. Lalu pada 1970 merantau ke Jawa dan tinggal di Purworejo, Jawa Tengah.
Berada di ranah perantauan, kariernya sebagai guru matematika dimulai. Ia mengajar selama 32 tahun di SMPN 13 Purworejo pada 1971-2003.
Setelah pensiun hingga 2018, ia diminta untuk mengajar di STM Institut Indonesia (STMII) Kutoarjo, Purworejo yang sekarang adalah SMK Institut Indonesia tetapi berhenti karena faktor usia dan lokasi jalanan menuju sekolah yang terbilang sangat ramai.
“Kemudian tahun 2018 sampai 2023, Mbah ya wiraswasta di rumah. Kemudian awal tahun 2024 Mbah mulai (mengajar les) karena banyak lingkungan yang minta bantuin ngelesi anak-anaknya, trus Mbah ya mencoba buka bimbel,” jelas Mbah Melan.
Kini kegiatan sehari-harinya adalah mengajar penerus bangsa materi matematika. Dari SD kelas atas (4, 5, dan 6), SMP, dan SMA. Tidak hanya daring di TikTok, ia juga menggelar bimbel luring di rumahnya.
“(ada) bimbel offline lumayan ya ada SD, SMP, SMA semuanya. Itu sudah kami plot-plot materinya. Pagi-pagi itu kami siapkan,” ujarnya.
Mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Mbah Melan mendapat apresiasi dari Presiden Prabowo Subianto dan Kemendikdasmen, yakni Anugerah Guru Hebat Indonesia 2024.
Anugerah ini diberikan secara langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Apresiasi yang diberikan yakni plakat, laptop, dan uang pembinaan sebesar Rp100 juta.
(det/nah)