Jakarta –
Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Ahmad Gamal menerangkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam melakukan pengembangan riset adalah pendanaan yang terbatas.
Dalam pembukaan acara Festival UI Innovation yang diselenggarakan di Lippo Mall Puri, Jakarta, Kamis (28/11/2024), Gamal menjelaskan bahwa sekitar lima tahun lalu, UI mengalokasikan pendanaan mencapai 45 persen atau sekitar Rp 25 miliar setiap tahunnya untuk melakukan pengembangan riset.
Hal ini menjadi tantangan karena mereka perlu mencari sponsor dari berbagai pihak untuk menutupi kekurangan pendanaan tersebut sebesar 55 persen atau sekitar Rp 27 miliar.
Setelah lima tahun, seiring dengan peningkatan kebutuhan industri terhadap riset, UI saat ini mendapat berbagai sponsor dari pihak luar, mulai dari pemerintah, industri, hingga startup.
“Tahun ini, UI hanya mengalokasikan dana sebesar 3 persen atau sekitar Rp 3 miliar dari total pendanaan untuk kebutuhan riset,” ungkap Gamal.
“Kami mendapat banyak pendanaan dari pihak luar Rp 110 miliar selama satu tahun untuk pengembangan riset,” imbuhnya.
Menurut Gamal, beberapa perusahaan bahkan mengalokasikan sekitar 100 persen pendanaan untuk keperluan riset UI. Pendanaan ini akan digunakan untuk melakukan berbagai pengembangan riset dalam bidang teknologi.
“Saat ini, kami sedang melakukan riset terkait pengembangan Artificial Intelligence dan Virtual Reality dengan beberapa perusahaan teknologi di Indonesia,” ujar Gamal.
Gamal berharap UI dapat memperluas kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pengembangan riset.
“Untuk ke depannya, kami berencana melakukan berbagai riset terhadap supercomputer dan AI,” ucapnya.
Kampus Harus Mulai Masuk Ekosistem Penelitian
Di lokasi yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Nurtami menyampaikan bahwa akademisi sebagai peneliti harus mulai masuk dalam ekosistem penelitian bersama industri dan startup dalam melakukan pengembangan riset.
Menurut Nurtami, pengembangan riset saat ini perlu diiringi dengan kebutuhan industri agar hasil penelitian menjadi relevan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Melalui kolaborasi antara peneliti sebagai inovator, dengan pemangku kepentingan (industri serta startup) yang kuat, kami percaya kita bisa menciptakan pengembangan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar Nurtami.
Dengan melakukan kolaborasi, pengembangan riset diharapkan dapat memenuhi komitmen UI dalam memajukan penelitian, inovasi, dan kolaborasi demi kepentingan masyarakat.
“Tahun ini, kami menargetkan peningkatan kontribusi terhadap ekonomi global melalui riset yang dikembangkan di Indonesia,” tuturnya.
(nwy/nwy)