Jakarta –
Farhanah Arifah menerima penghargaan Mahasiswa dengan Prestasi dan Dampak Internasional Terbaik dalam ajang Anugerah Diktisaintek 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Jumat (13/12/2024). Kabar ini disampaikan dalam laman resmi kampusnya, Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di ITB, Farhanah menempuh pendidikan tinggi S1 Seni Rupa ITB sejak 2021. Ia juga terpilih untuk mengikuti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023 di University College Dublin, Irlandia.
Penghargaan Anugerah Diktisaintek 2024 diberikan atas kontribusi dan pencapaiannya selama mengikuti program tersebut. Farhanah menilai penghargaan ini merupakan pengakuan atas upayanya dan rekan-rekan seangkatan dalam memaksimalkan kesempatan yang diberikan sepanjang mobilitasasi mahasiswa lewat IISMA.
Ia mengatakan, penghargaan ini juga mendorongnya terus berkarya dan berdampak lebih banyak ke depannya.
“Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi pengingat bahwa kerja keras dan kolaborasi kami selama program ini diakui,” ucapnya, dikutip dari laman kampus.
Cerita Farhanah, Mahasiswa ITB saat IISMA di Irlandia
Sepanjang IISMA di Irlandia, Farhanah aktif memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional. Ia di antaranya menampilkan lima tarian tradisional pada tiga tempat berbeda dan empat lagu gamelan.
Farhanah dan rekan-rekan juga aktif memperkenalkan batik sebagai warisan budaya dunia Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lewat aktivitas mereka, warga setempat di Irlandia bisa mengenal dan merasakan pengalaman budaya lewat pertunjukan seni dan sastra Indonesia.
Mengajarkan Permainan, Tari, dan Bahasa Indonesia
Dalam periode IISMA, Farhanah juga mengajarkan permainan khas Nusantara, tari Saman, dan bahasa Indonesia pada sekitar 20 anak setempat. Untuk dapat menjalankan kegiatan pemahaman lintas budaya ini, ia dan rekan-rekan bekerja sama dengan Citywise, lembaga pengembangan anak-anak berusia 9-12 tahun.
Menurutnya, belum ada cohort lain langsung terjun mengajar anak-anak di sana.
“Anak-anaknya juga sangat bersemangat untuk mengenal Indonesia lebih dalam,” ucapnya.
Bekerja Sama
Sebagai ketua proyek kebudayaan tersebut, Farhana antara lain menghadapi tantangan keterbatasan tenaga dan birokrasi di Irlandia. Ia pun coba mengatasinya dengan menjalin berbagai kerja sama dan koneksi dengan dosen, pelatih, komunitas Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Irlandia, hingga diaspora RI di Irlandia.
Baginya, pihak-pihak tersebut juga jadi sosok inspiratif untuk terus mengembangkan diri dan berdampak positif bagi lingkungan sekitar. IISMA sendiri bagi Farhanah memungkinkan mahasiswa RI belajar, membuka wawasan, berjejaring, dan belajar dari jejaring tersebut di luar negeri secara gratis.
(twu/nwy)