Jakarta –
Di Indonesia, usia masuk SD umumnya berkisar antara 6 hingga 7 tahun. Namun, para ahli berpendapat bahwa kesiapan anak untuk bersekolah tidak hanya bergantung pada usia, tetapi juga pada faktor kematangan emosional, sosial, dan kognitif.
Lalu, kapan waktu yang tepat bagi anak untuk masuk SD? Apakah lebih baik memasukkan anak lebih cepat agar tidak tertinggal, atau menunggu hingga benar-benar matang?
Berapa Umur Ideal Anak Masuk SD?
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, menyatakan bahwa kesiapan anak untuk masuk SD berbeda-beda pada setiap individu. Pada sebuah webinar di kanal YouTube Direktorat Guru PAUD dan Diknas Kemdikbud RI pada Maret 2022 lalu, ia menjelaskan jika anak mendapatkan stimulasi yang baik, maka ia akan lebih siap untuk bersekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada anak yang sudah matang di usia 5 tahun, ada yang baru siap di usia 6 tahun, bahkan ada yang baru matang di usia 7 tahun,” kata Rose.
Menurutnya, usia 7 tahun dianggap sebagai patokan karena usia tersebut merupakan rata-rata usia kematangan anak untuk masuk SD. Dengan demikian, idealnya anak mulai bersekolah di SD pada usia 7 tahun.
Sementara itu Dokter dan Praktisi Neuroparenting Skill, dr Aisah Dahlan menyebut bahwa orang tua harus paham bahwa anak perlu waktu untuk beradaptasi dengan individu lainnya. Dikutip dari rekaman Zoom Meeting bersama FKOMG SD Muhammadiyah 41 Kayu Putih, yang diunggah ulang oleh akun YouTube Pecinta Dokter Aisah Dahlan, ia menjelaskan bahwa orang tua harus sabar mendampingi anak.
Jangan terlalu tergesa-gesa memasukkan anak ke sekolah, sebab otak kiri anak laki-laki misalnya, baru siap bekerja enam tahun ke atas. Maka, disarankan agar anak masuk SD usia tujuh tahun.
“Kalau lima tahun kita masih masih ada waktu, bahkan dia baru mau masuk TK nya enam tahun misalnya, nanti lulus TK diharapkan masuk SD 7 tahun lebih. Itu menyelamatkan anak laki-laki dengan kurikulum sekarang, yang kurikulumnya pakai otak kiri lebih banyak. Otak kiri itu dikuasai oleh anak perempuan, yang berkembang lebih duluan dibanding anak laki-laki,” ucap dr Aisah Dahlan dalam webinar ‘Orangtua Idaman Generasi Alpha’.
Otak kiri yang dimaksud tersebut, dijelaskan merupakan otak yang membantu kita dalam berhitung, membaca, hal-hal yang teratur dan disiplin. Pada anak laki-laki, kata Aisah, otak kanannya berkembang lebih dulu dibanding otak kirinya.
Jadi, para ahli menyarankan agar anak mulai masuk SD pada usia minimal 7 tahun. Sebelum usia itu, anak bisa terus punya banyak waktu belajar bersama orang tua. Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Berdasarkan aturan tersebut maka persyaratan usia masuk SD yakni, usia yang diprioritaskan untuk kelas 1 SD adalah 7 tahun. Adapun usia minimal 6 tahun per 1 Juli pada tahun berjalan, dan pengecualian untuk anak dengan kecerdasan atau bakat istimewa serta kesiapan psikis yang memadai, usia minimal bisa 5 tahun 6 bulan. Tapi, dengan rekomendasi tertulis dari psikolog atau dewan guru.
Persiapan Orang Tua Sebelum Anak Masuk SD
Selain faktor usia dan kematangan, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan sebelum anak memulai pendidikan di SD.
1. Memahami Aspek Kesiapan Sekolah
Rose Mini menekankan pentingnya kesiapan anak sebelum masuk SD, yang mencakup beberapa aspek berikut:
Fisik
Pada aspek ini, orang tua perlu membantu anak merangsang motorik kasar dan halus.
Bahasa
Orang tua bisa mempersiapkan anak untuk belajar mengenalkan diri, bernyanyi, bercerita, dan menjawab pertanyaan.
Kognitif
Jangan lupa untuk latih anak mengenali warna, bentuk, angka, serta mampu mengelompokkan benda.
Sosial-Emosional
Secara perlahan, latih anak agar tak bergantung pada orang tua, mampu berinteraksi, memiliki rasa empati, dan memahami norma sosial.
Kemandirian
Cara agar anak tak terlalu bergantung yakni dengan melatihnya agar mampu makan sendiri, mengenakan pakaian, serta mengikuti rutinitas harian seperti bangun tidur tepat waktu.
2. Memberikan Stimulasi yang Tepat
Rose juga menekankan pentingnya stimulasi bagi anak sebelum masuk SD. Menurutnya, cara paling efektif untuk menstimulasi anak adalah melalui permainan.
“Jangan berhenti memberikan stimulasi kepada anak. Cara yang paling mudah adalah dengan bermain. Anak-anak cenderung menikmati proses belajar melalui permainan tanpa merasa terpaksa,” kata dia.
Bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak dalam mengembangkan berbagai keterampilan, memperluas wawasan, serta membentuk perilaku yang positif. Saat bermain, anak akan belajar berbagai konsep penting yang akan membantunya dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai usia ideal anak masuk SD serta faktor-faktor yang perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak. Orang tua perlu memahami bahwa kesiapan sekolah tidak hanya ditentukan oleh usia, tetapi juga oleh aspek kematangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Semoga membantu, ya!
(aau/fds)