Jakarta –
Pada Ramadan 2025, berbagai sekolah mengakomodasi siswa untuk menguatkan ibadah sambil belajar. Di sekolah Ahmad Raska Akbar, contohnya.
SMP Negeri 13 Jakarta, tempat Raska bersekolah, memadatkan jam pelajaran (JP) sehingga siswa masuk pukul 06.30 sampai 12.00 WIB, dari yang sebelumnya hingga pukul 14.00 WIB. Pelajaran yang ditekuni sama seperti sebelum Ramadan, termasuk materi matematika dan sains.
Raska menuturkan, ia mencoba memfokuskan diri belajar kendati tengah berpuasa agar bisa masuk SMA negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada goal pengen masuk SMA negeri, pengen belajar-belajar lagi,” tuturnya pada detikEdu, ditulis Minggu (9/3/2025).
Persiapan SNBT saat Ramadan 2025
Seperti halnya Raska, Wilda juga tengah fokus menyiapkan diri lanjut pendidikan jenjang selanjutnya sambil beribadah dan belajar di sekolah. Siswa kelas 12 SMAN 29 Jakarta ini berencana kuliah di prodi S1 Administrasi Pajak di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta via jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBT) 2025.
Pagi-pagi jelang pukul 06.30, ia sudah tiba di halte Transjakarta dekat sekolah. Bersama temannya, ia kemudian menuju ke sekolah untuk bersiap salat Duha, program sekolahnya yang digelar di masjid dan aula.
“Bareng-bareng tiga angkatan. Dibimbing guru agama,” tuturnya.
Rampung salat Duha, Wilda dan teman-teman menjalani aktivitas akademik mulai 08.30 hingga 12.00 WIB, kemudian salat Dzuhur. Berbeda dengan biasanya, kelas tidak dilanjutkan usai Dzuhur sampai 14.30 WIB. Khusus pada Ramadan, para siswa diajak beribadah tadarus Al-Qur’an dengan sistem 1 Day 1 Juz hingga jam pulang sekolah.
“Dengan ngaji dapat pahala juga, dan dapat pengalaman baru. Kapan lagi ngaji bareng-bareng sama temen-temen, sama guru. Jadinya nambah amal, nambah ilmu,” ucapnya.
Sementara itu, untuk masuk PTN, Wilda mendisiplinkan diri untuk tetap belajar materi dan latihan soal, serta bimbingan seleksi masuk perguruan tinggi di sekolah selama Ramadan.
“Ada latihan soal. Wajib tapi gratis. Udah dari Januari. (Saat Ramadan) Tetap ada, tapi kita ngerjainnya bebas, sekitar seminggu sekali. Tadinya (sebelum Ramadan) ngerjainnya di sekolah, dipantau guru, sebulan sekali. Biar nggak kaget sama soal-soalnya,” jelasnya.
Di rumah, ia juga merutinkan belajar agar lolos masuk PTN via SNBT maupun jalur mandiri.
“Nggak les. Kadang belajar dari YouTube, Google. Untuk belajar aku biasanya butuh ngedengerin orang ngomong, jadi aku putar YouTube,” jelasnya.
“Aku nyiapin tiga kampus (pilihan untuk jalur mandiri): UI (Universitas Indonesia), UPN, UIN (Universitas Islam Negeri),” tuturnya.
Pulang sekolah, Wilda membantu ibunya siap-siap berdagang gorengan. Momen berburu takjil yang digemari warga muslim maupun nonmuslim ini dimanfaatkan Wilda dan ibu untuk menawarkan kudapan buka puasa.
Peluang ini pula yang membuat Wilda dan orang tua mempertimbangkan mudik setelah Lebaran atau tidak mudik, kendati sudah ada Surat Edaran Bersama (SEB) 3 Menteri mengenai libur sekolah Lebaran 2025 yang dimajukan menjadi mulai 21 Maret. Ia menjelaskan, dagangan mi ayam bakso sang ayah di dekat kelurahan di kawasan Ciledug Indah 2, Banten justru sedang laris-larisnya sepanjang Ramadan hingga Lebaran tiba.
Bagaimana dengan cerita sekolah detikers saat Ramadan 2025?
(twu/nwy)