Sukoharjo –
Tim Formatur Sekolah Rakyat yang dipimpin M. Nuh mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Unggulan CT Arsa di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2025) kemarin. Turut menyertai M Nuh antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico, perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum serta dari Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Kepala SMA Unggulan CT Arsa Foundation Usdiyanto mengatakan, kedatangan Tim Formatur Sekolah Rakyat ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pada 8 Januari 2025 lalu. Ketika itu Gus Ipul ingin melihat langsung SMA Unggulan CT Arsa yang sebagaimana diberitakan di beberapa media merupakan sekolah unggul berprestasi.
“Di sini (SMA Unggulan CT Arsa) anak-anak dari keluarga miskin, yatim piatu bisa sekolah dengan gratis. Itu poin yang terpenting. Ternyata setelah Pak Mensos ke sini membuktikan sendiri, melihat sendiri, berdialog dan melihat kondisi langsung di sini menurut Beliau pantas dijadikan salah satu contoh untuk bisa menjadi pembanding bagi Sekolah Rakyat yang didirikan,” kata Usdiyanto di SMA Unggulan CT Arsa, Kamis (13/3/2025) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di SMA Unggulan CT Arsa Tim Formatur Sekolah Rakyat mempelajari bagaimana sekolah yang dirintis oleh Chairman CT Corp Chairul Tanjung dan istri Anita Chairul Tanjung itu dalam rekrutmen calon siswa, rekrutmen karyawan, proses pembelajarannya, proses di asrama, dan fasilitas yang perlu disediakan untuk siswa.
“Jadi yang ingin diketahui oleh Tim Formatur Sekolah Rakyat itu bagaimana rekrutmen calon siswanya, bagaimana rekrutmen karyawan, bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana proses di asrama, Fasilitas yang perlu disediakan apa saja, dan bagaimana pengawasannya,” jelas Usdiyanto.
Sebelumnya Mensos Gus Ipul mengatakan pada tahap awal tahun ini dan tahun depan, Sekolah Rakyat bisa dibangun di 200 titik. Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh yakin target 200 titik akan bisa dipenuhi.
Tim akan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, dan akan melakukan kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, pemerintah daerah, kabupaten dan kota, provinsi serta pihak pihak swasta lainnya. “Insyaallah 200 titik bisa kami penuhi. Kalau toh ada perbedaan-perbedaan dalam perjalanannya itu bagian dari perbaikan,” kata M Nuh di tempat yang sama dengan Usdiyanto.
Mensos Gus Ipul dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, bahwa bulan depan pihaknya mulai akan membuka rekrutmen guru Sekolah Rakyat. Rekrutmen ini menyusul penetapan Sekolah Rakyat di 53 lokasi di Indonesia.
Sekolah Rakyat, kata Gus Ipul, akan mulai berjalan paling cepat Juli 2025 di daerah yang sudah siap. Mengikuti amanat Presiden, Sekolah Rakyat akan menyediakan pendidikan gratis khusus anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Sekolah Rakyat akan dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan standar pendidikan nasional. Kurikulum di Sekolah Rakyat akan mencakup pembelajaran formal, penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan.
“Sekolah gratis 100 persen. Seragamnya, makan, semua gratis dan ada asramanya untuk tempat tinggal siswa,” kata Gus Ipul.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico mengatakan, 200 titik Sekolah Rakyat itu nantinya akan tersebar di seluruh Balai Besar Sentra Terpadu yang ada di lingkungan Kementerian Sosial, serta beberapa yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun kota. Ditargetkan Juli tahun ini Sekolah Rakyat sudah mulai bisa beroperasi. Rencananya Senin, 17 Maret 2025 nanti akan dilakukan pengumuman penerimaan calon siswa Sekolah Rakyat.
“Kesiapannya kita paralel karena kan memang ide gagasan cita cita bapak presiden ini kan luar biasa, beliau ingin memastikan bahwa program pengentasan kemiskinan itu kan juga sejalan dan bisa kita kerjakan melalui jalur pendidikan,” kata Robben.
(erd/nwy)