Jakarta –
Orang bijak pernah berkata “di mana ada kemauan di situ ada jalan”, nampaknya menjadi perkataan yang sangat menggambarkan Johar Ma’Mun, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Johar panggilan akrabnya menjadi salah satu penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dengan prestasi membanggakan.
Ia baru saja meraih predikat cumlaude dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,75 pada prosesi Wisuda Program Sarjana UGM, Rabu (28/8/2024) kemarin di Grha Sabha Pramana. Tak hanya itu, ia juga sudah berhasil diterima kerja di Kantor Akuntan Publik Ernst and Young.
Keberhasilan Johar kini tentu tak lepas dari perjuangannya untuk terus berprestasi. Berkuliah dengan beasiswa KIP-K Johar adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Kondisi keluarganya cukup terbatas mengingat ayahnya, Muhlasin seorang petani asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Meskipun begitu, ia mengaku sang ayah selalu gigih untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Kegigihan itu kini terbukti dengan berhasilnya Johar menjadi sarjana pertama dari keluarga besarnya. Keren!
Lepas Undip demi UGM
Mengingat perjuangannya untuk lulus kuliah, Johar masih tidak pernah menyangka bisa diterima dan menempuh pendidikan tinggi di UGM. Sejak lulus SMP, sang ayah ingin ia melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren sama seperti kakak-kakaknya.
Namun, ibunya yakni Saminah berbeda pendapat. Saminah ingin si bungsu bersekolah ke SMA dengan dasar nilai-nilai SMP Johar sangatlah bagus.
“Ibu mendukung saya melanjutkan ke SMA karena melihat nilai-nilai saya saat SMP bagus, selalu juara kelas. Begitu pun para guru di sekolah yang mendorong saya untuk melanjutkan ke SMA,” katanya dikutip dari rilis di laman resmi UGM, Kamis (29/8/2024).
Dengan dukungan itu, Johar bertekad untuk menggapai impian melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Termasuk berkuliah.
Akhirnya ia bersekolah di SMAN 1 Cilacap dan berhasil menorehkan berbagai prestasi. Dari juara kelas hingga Olimpiade Ekonomi.
Sudah punya keinginan berkuliah, Johar akhirnya menyampaikan keinginan itu kepada orang tuanya selepas lulus SMA. Awalnya kedua orang tuanya ragu, tetapi ia menyampaikan dirinya akan berkuliah dengan beasiswa.
“Saya sampaikan ke orang tua jika ada beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang diberikan oleh pemerintah bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Saya meyakinkan mereka bahwa akan memanfaatkan peluang tersebut,” tambahnya.
Setelah izin berada di tangan, ia mulai mendaftar kuliah melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2020. Ia berhasil diterima tetapi di Universitas Diponegoro (Undip).
Hasil ini belum memuaskan hatinya, lantaran UGM merupakan kampus impiannya. Hingga akhirnya, Johar melepas Undip dan mencoba peluang terakhir untuk masuk UGM melalui jalur Ujian Mandiri dengan pilihan program studi Akuntansi.
Keberanian itu tak sia-sia. Ia lulus UM UGM dengan beasiswa KIP-K.
“Begitu tahu diterima, saya sangat senang. Ternyata ketakutan saya tidak bisa masuk UGM terpatahkan. Orang tua pun langsung menangis dan sujud syukur mengetahui saya diterima di UGM,” katanya.
Bersinar di Berbagai Kompetisi
Johar mengisi perjalanan kuliahnya di UGM dengan berbagai prestasi. Ia terkenal aktif mengikuti berbagai kompetisi dan keluar sebagai juara seperti:
- 1st Runner up of Audit Phoria 4.0 Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN (2023)
- 1st Winner of Accounting Excellence Olympiad Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN (2023)
- 1st Runner up of Pekan Ilmiah Akuntansi (PIA) Universitas Jenderal Soedirman (2023)
- 1st Runner up of Indonesia Sharia Financial Olympiad Otoritas Jasa Keuangan (2023)
- 1st Winner of LCC SEMARCOOPFEST Universitas Sebelas Maret (2021).
Dengan berbagai prestasi ini wajar ia mampu mendapat pekerjaan meskipun belum resmi diwisuda dari UGM.
Menutup kisahnya, Johar mengingatkan untuk rekan-rekan yang mengalami hal serupa dengannya untuk tidak pernah menyerah. Karena melalui ketekunan, usaha keras, serta doa, Johar yang merupakan seorang anak petani dari sebuah desa kecil berhasil menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dicapai di dunia.
“Kita tidak bisa memilih lahir dari keluarga seperti apa. Jangan pernah menyerah, selagi masih ada kemampuan disertai kerja keras akan banyak kesempatan dan kemungkinan yang bisa didapatkan,” tutup Johar.
(det/nwy)