Jakarta –
Kabar baik bagi seluruh guru dan tenaga kependidikan madrasah di seluruh Indonesia. Karena Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktrorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah (GTK) Ditjen Pendidikan Islam menyiapkan alokasi anggaran Rp 7,25 triliun pada tahun 2025.
Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar menjelaskan, dari total anggaran ini kurang dari 2% ditujukan untuk manajemen dan peningkatan guru. Sisanya akan dialokasikan untuk kesejahteraan guru melalui beragam tunjangan.
“Seperti Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Insentif, Tunjangan Khusus, dan BPJS Ketenagakerjaan.” katanya dikutip dari rilis di laman resmi Kemenag, Kamis (26/9/2024).
Thobib juga menyoroti panjangnya daftar antrian Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) madrasah. Menurutnya Kemenag kini tengah melakukan kajian agar antrian ini bisa diakselerasi sehingga lebih cepat.
“Masalah panjangnya daftar antrian PPG bagi guru madrasah menjadi tugas yang berat. Kami sedang melakukan telaah agar ada terobosan untuk mengurai masalah ini lebih cepat,” ungkapnya.
Pentingnya Kesejahteraan Guru Madrasah
Selaras dengan Thobib, Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad menegaskan kesejahteraan menjadi variabel penting untuk mendorong agar guru lebih kreatif dan inovatif. Namun, ia berpesan agar guru tetap tetap realistis dan menjaga akhlakul karimah sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang diajarkan di madrasah.
Terlebih bila perjuangan kesejahteraan dari pemerintah belum berjalan maksimal karena banyaknya faktor. Untuk itu, guru madrasah diperbolehkan untuk mengembangkan diri di berbagai bidang keahlian seperti khatib penceramah, MC, qari dan lainnya.
“Kami minta guru madrasah tetap mengembangkan diri dengan baik dan fokus menjalankan tugas-tugas profetik. Apalagi tugas dan fungsi guru itu di bawah nabi,” tutur Abu Rokhmad.
“Hal ini penting selain untuk berkhidmah kepada masyarakat, juga mendapatkan tambahan kesejahteraan,” sambungnnya.
Kemenag Gelar Rembuk Guru Nasional
Guru madrasah adalah sumber daya manusia paling penting dan berharga. Sudah saatnya mereka mendapat perhatian khusus agar dapat berperan maksimal dalam memberikan pengajaran dan meningkatkan mutu peserta didik.
Untuk itu Kemenag menggelar Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 pada 24-25 September 2024 lalu di Jakarta. Berbagai organisasi guru madrasah hadir dan mendapatkan pengetahuan terkait pengembangan profesional bagi para guru, serta menyediakan berbagai sumber daya guna meningkatkan kualitas pengajaran dan kesejahteraan mereka.
Forum ini hadir sebagai media curah pendapat dan berbagai pengalaman para guru. Kesejahteraan menjadi topik utama yang dibicarakan.
“Bapak/ibu semua bisa bertukar pikiran memberikan masukan kepada semua pihak. Sebagai penegasan di forum ini bahwa setiap hari kami memikirkan dan memecahkan berbagai persoalan guru madrasah agar mutu dan kesejahteraan terus meningkat,” tutup Abu Rokhmad.
(det/nwy)