Jakarta –
Direktorat Sekolah Menengah Atas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menegaskan Kurikulum Merdeka di tingkat SMA diterapkan secara bertahap. Berbeda dengan jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang bisa diterapkan langsung untuk seluruh kelas.
Pada jenjang SMA, semisal apabila sebelumnya sekolah masih menerapkan Kurikulum 2013, maka pada ajaran baru berikutnya dapat menerapkan Kurikulum Merdeka baru di kelas 10 saja, bertahap.
“Jadi tahun pertama menerapkan bisa langsung (kelas) 7, 8, 9 di SMP. Di SD pun bisa langsung (kelas) 1, 2, 3, 4, 5, 6,” ujar Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Dr Yogi Anggraena, SSi, MSi dalam webinar “Implikasi Penghapusan Jurusan IPA?IPS di SMA terhadap Perkembangan Karier di Perguruan Tinggi” secara daring melalui kanal YouTube Direktorat SMA Kemendikbudristek pada Kamis (1/8/2024).
Yogi menerangkan untuk saat ini penerapan Kurikulum Merdeka belum dipaksa 100% wajib. Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka pendaftaran penerapan Kurikulum Merdeka.
“Ada 365 ribu satuan pendidikan yang sudah terdaftar. Ya kurang lebih sekarang kalau formal sudah 95% dan sudah kita terbitkan SK (surat keputusan)-nya,” kata Yogi.
Di sisi lain, bagi sekolah yang pada tahun ajaran baru 2024 belum mendaftar penerapan Kurikulum Merdeka, artinya tahun depan perlu mendaftar lebih dahulu. Penerapannya di kelas awal terlebih dahulu yakni kelas 10, baru pada tahun kedua diterapkan pada kelas 10-11, dan tahun ketiga 10-11-12.
“Jadi kalau untuk SMA itu penerapan Kurikulum Merdeka-nya dilakukan secara bertahap,” tegas Yogi.
Sementara, pada Kurikulum Merdeka, jenjang SMA dan madrasah aliyah menawarkan mata pelajaran (mapel) pilihan di samping mapel wajib. Hal ini merupakan bagian dari penghapusan jurusan IPA, IPS, dan bahasa.
Siswa SMA/MA boleh memilih mata pelajaran pilihan sesuai kepeminatan dan bisa tidak hanya condong ke satu peminatan saja, misalnya IPS saja atau IPA saja atau bahasa saja. Siswa kelas 11-12 diperbolehkan memilih 4 hingga 5 mata pelajaran pilihan yang mendukung karier setelah SMA.
(nah/pal)