Jakarta –
Di situ ada kemauan pasti ada kesempatan mungkin menjadi ungkapan yang tepat bagi perjuangan luar biasa yang dilalui Fifandra Ardiansyah Daud, calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat pusat asal Maluku Utara (Malut).
Dani, panggilan akrab Fifandra, merupakan siswa SMA Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara. Baginya, kesempatan lolos menjadi calon Paskibraka tingkat Pusat adalah hal membanggakan.
Langkah ini membuka banyak pengalaman, ilmu, dan teman-teman baru yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Apalagi membawa nama Malut di pundaknya menjadi hal yang tidak terbayangkan sebelumnya.
“Dani baru pertama kali sampai ke Jakarta. Senang dan bangga bisa bertemu teman-teman dari Sabang sampai Merauke,” katanya dalam Konferensi Pers Persiapan Paskibraka 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (26/7/2024).
Pinjam HP Teman untuk Ikut Seleksi Tingkat Pusat
Dani menceritakan ia pertama kali mengenal tentang Paskibraka sejak kelas 3 SMP. Namun, baru menggelutinya di tingkat SMA lantaran ingin mewujudkan impian sang ayah.
“Pertama-tama Dani ikut Paskibraka, itu diminta mendaftar karena Bapak Dani sudah kata (untuk mendaftar),” katanya.
Namun ia menyadari, bila nanti mengikuti Paskibraka harus memerlukan biaya yang besar. Padahal untuk biaya sehari-hari keluarganya masih kekurangan.
“Dari situ Dani sudah mulai berpikir bagaimana harus cari uang untuk biaya. Karena butuh biaya buat lampu (listrik) dan buat makan,” katanya.
Karena kekurangan ini, Dani mengaku tempat tinggal sering terputus listrik karena keterlambatan membayar. Tetapi ia tidak menyerah, karena Dani telah bertekad untuk membanggakan orang tua.
“Dari situ Dani mulai berpikir harus bagaimana? Dani harus buat apa supaya bisa kasih bangga orang tua,” katanya.
Untuk itu, ia mulai giat berlatih dan mengikuti seleksi Paskibraka yang berawal dari tingkat sekolah. Sebagai informasi, untuk sampai di tingkat pusat, calon Paskibraka melalui proses seleksi yang berjenjang.
Dari tingkat sekolah, wilayah, kabupaten/kota, provinsi, hingga akhirnya nasional. Seleksi nasional sendiri sudah dimulai sejak Januari 2024.
Calon Paskibraka melalui berbagai tahapan dari pemeriksaan kesehatan hingga tes secara daring yang memuat tentang pemahaman Pancasila, wawasan kebangsaan, intelegensia umum, hingga peraturan baris-berbaris. Tahap seleksi tes daring menjadi pengalaman yang sangat diingat Dani.
Ketika harus tes daring, ia tidak memiliki gawai untuk mengikuti ujian. Ia sempat bingung, tetapi pada akhirnya berupaya untuk meminjam ponsel teman agar bisa mengikuti ujian.
“Dani tidak mau diam (berhenti) dan pakai HP teman untuk ikut seleksi Paskibraka tingkat provinsi waktu itu,” tambahnya.
Walaupun kurang yakin bisa lolos tingkat pusat, Dani mengaku semangatnya tidak pernah padam untuk terus berjuang. Hasilnya, ia mendapat buah manis dengan kesempatan menjadi Paskibraka Tingkat Pusat.
“Dani tetap berjuang dan Alhamdulillah, sempat kaget kalau Dani bisa lanjut ke Provinsi dan sekarang Tingkat Pusat,” kata Dani.
Di balik keberhasilan ini, tetap ada hal sedih yang mengikuti. Karena ia bercerita sempat mengalami masa berkabung karena sang ayah meninggal dunia.
Meskipun begitu, Dani kini telah bangkit dan membuktikan bila ia bisa membanggakan nama orang tua, sekolah, bahkan daerahnya di tingkat nasional.
Bertemu Rekan yang Solid di Paskibraka Tingkat Pusat
Dengan perjuangan yang panjang, Dani mengaku sangat senang bisa sampai ke seleksi tingkat Pusat. Di sini, ia dibina menjadi calon Paskibraka yang siap mengibarkan/menurunkan sang saka Merah Putih pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) tahun 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Seluruh Paskibraka Tingkat Pusat akan menjalani proses pemusatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) di Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) Cibubur dari 13 Juli hingga 10 Agustus 2024. Bak miniatur Indonesia, mereka tinggal di Desa Bahagia.
Dani mengaku senang, karena bisa bertemu dengan berbagai macam latar belakang teman-temannya di Desa Bahagia. Telah dibina hampir 2 minggu lamanya, Dani merasa sudah terbangun tali solidaritas yang tinggi antar peserta.
Hal ini tercermin kala Paskibraka diberikan waktu bebas untuk mengunjungi pusat perbelanjaan yang ada di samping TRW Cibubur. Selama seleksi, Dani hanya dibekali uang sebesar Rp 200 ribu oleh orang tuanya.
Ketika ditanya siapa yang mau membantu Dani, semua teman-temannya angkat tangan. Hal ini membuatnya sangat terharu dan bahagia.
“Beberapa waktu lalu ditanya sama Kak Yus (pembina) di sini ada nggak yang membawa uang tapi tidak lebih dari dua ratus (ribu). Di situ Dani angkat tangan,” katanya.
“Lalu ditanya lagi ada nggak teman-teman yang mau bantu Dani untuk beli jajan. Di situ Dani lihat teman-teman semuanya angkat tangan. Dani sangat senang sekali bertemu dengan mereka,” cerita Dani.
Terakhir Dani berpesan untuk semua siswa yang ingin ikut Paskibraka nasional untuk tidak berhenti berjuang. Ia juga menyemangati teman-teman Paskibraka lainnya hingga tanggal 17 Agustus 2024 nanti.
“Walaupun keadaan tidak ada HP, ingat, tidak ada kata untuk berhenti berjuang. Dan juga untuk teman-teman tetap semangat, jangan pantang menyerah, serta sukses saat pengibaran (bendera) 17 Agustus nanti,” tutupnya.
(det/nwk)