Jakarta –
Bagi Adyatama Prayoga, menempuh pendidikan magister atau S2 adalah jalan baginya meraih impian menjadi peneliti. Namun, ia tak menyangka jika dirinya bisa jadi lulusan S2 termuda di wisuda Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Sabtu (26/10/2024) lalu.
Pria yang akrab dipanggil Adyatama ini baru lulus dari pendidikan magister di program studi (prodi) Teknik Fisika ITB. Saat diwisuda, usianya masih 21 tahun.
Bagaimana bisa Adyatama meraih gelar S2 di usia tersebut? Simak ceritanya!
Ikut Akselerasi Saat SMP dan SMA
Pencapaian meraih gelar S2 di usia tersebut tak dilakukan Adyatama secara sembarang. Ia sudah menjalankan strateginya sejak SMP.
Pada saat SMP Adyatama menjalani akselerasi. Begitu juga saat SMA, sehingga ia hanya menempuh waktu dua tahun di kedua jenjang tersebut.
“Saya menjalani studi S2 sebagai salah satu langkah untuk dapat meraih impian saya, yaitu menjadi peneliti. Impian tersebut menjadi motivasi saya dalam menjalani perkuliahan S2 di ITB,” ujarnya dilansir dari laman ITB, Kamis (14/11/2024).
Aktif Banyak Kegiatan Meski Kuliah S2
Biasanya perkuliahan magister disibukkan dengan penelitian dan pembuatan tesis, tetap Adyatama masih meluangkan waktunya untuk mengikuti berbagai kegiatan di ITB.
Ia sempat menjadi peserta konferensi internasional di Bali yang digelar oleh Laboratorium Advanced Functional Materials (AFM). Pada momen tersebut pun ia berperan sebagai panitia konferensi internasional.
Kemudian, ia juga pernah melakukan visiting researcher di National Institute for Materials Science (NIMS), Jepang selama 3 pekan. Selama melakukan riset di luar laboratorium ITB, ia menjadi punya kenalan periset lain dari Jepang, Malaysia hingga Palestina.
Dalam merampungkan S2, Adyatama membuat tesis berjudul “Peningkatan Kinerja Material Aktif Berbasis Oksida Logam Biner dengan Penambahan Perak untuk Deteksi Gas Etilena”.
Ia meneliti peningkatan performa material sensor dalam mendeteksi gas etilena. Guna penelitian Adyatama adalah untuk mendeteksi apakah gas tersebut membuat buah tidak terlalu matang saat di tangan konsumen.
Dukungan dari Orang-orang Terdekat
Terkait pencapaian yang didapat, Adyatama berterima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungnya. Ia bercerita mendapat motivasi besar dari orang-orang di sekitarnya.
“Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada orang tua dan pasangan saya yang sudah mendorong, menyemangati, dan membantu saya sampai di posisi ini. Saya juga berterima kasih kepada guru SMP saya yang berperan besar membuat saya menyukai fisika dan matematika,” katanya.
Ia juga bersyukur banyak pihak yang telah menyukseskan penyusunan tugas akhirnya.
“Terakhir, terima kasih kepada dosen pembimbing, dosen wali S1, serta teman-teman di Laboratorium Advanced Functional Materials untuk diskusi, masukan, saran, serta lingkungan kerja yang nyaman,” pungkasnya.
(cyu/faz)