Jakarta –
Indonesia banyak memiliki anak muda cerdas yang berani tampil di forum internasional. Seperti Tiara Maissie Brilliana Pasa, mahasiswa Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Tiara panggilan akrabnya menyadari pendidikan bagi perempuan dan kesetaraan gender masih menjadi tantangan di Indonesia. Terutama wilayah terpencil seperti tempat asalnya, Banyuwangi.
Berangkat dari hal tersebut, Tiara mengangkat isu ini dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Agustus 2024 lalu. Begini kisahnya.
Anggota America Field System (AFS)
Langkah Tiara di PBB bermula dari tergabung dalam keanggotaan America Field System (AFS). AFS merupakan organisasi internasional yang bergerak pada bidang pemberdayaan pemuda.
Di forum PBB, ia mendapat kesempatan untuk memberikan pandangannya terkait tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Menurutnya perempuan di tempat asalnya Banyuwangi dan daerah lainnya masih kesulitan dalam berbagai hal.
Seperti mendapat akses pendidikan yang layak, maraknya pernikahan dini, hingga banyak perempuan yang rela meninggalkan pendidikan demi memenuhi tuntutan sosial atau ekonomi. Tiara tidak menampik fakta bila isu kesetaraan gender di Indonesia telah banyak mendapat perhatian.
“Namun penerapan solusi di lapangan masih sangat terbatas,” katanya dikutip dari rilis di laman ITS, Senin (4/11/2024).
Sehingga ia hadir di forum internasional terkemuka PBB. Melalui upaya ini, ia berharap dunia bisa terbuka matanya untuk bisa menghadapi tantangan isu kesetaraan gender.
“Menghadapi kenyataan bahwa banyak perempuan di sekitar saya tidak dapat melanjutkan pendidikan adalah pengalaman yang sangat menyakitkan,” ungkap Tiara di depan pemuda-pemudi berbagai negara.
Dapat Pandangan Baru
Tidak hanya di Indonesia, isu kesetaraan gender juga dirasakan oleh negara-negara lain. Seperti Meksiko dan Nigeria.
Melalui forum ini, Tiara merasa terbantu untuk mengetahui pendekatan apa yang diambil negara lain untuk mengatasi masalah ketimpangan gender. Hal ini diharapkannya bisa dipelajari dan diterapkan di Indonesia.
Kehadirannya di forum internasional juga membuktikan bila pemuda Indonesia memiliki semangat untuk memperjuangkan perubahan. Tiara juga mengajak generasi muda lain untuk berperan aktif baik di lingkup lokal maupun internasional.
“Generasi muda (bisa) berperan aktif dalam isu kesetaraan gender sekaligus memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat,” tutup Tiara.
(det/pal)