Jakarta –
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jadi kampus pertama di Indonesia yang gelar tes literasi untuk ukur pemahaman tentang Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini dilakukan sebagai upaya penegasan ITS dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Staff World Class University Direktorat Kemitraan Global (DKG) ITS Fildzah Amalia mengungkapkan tes Literasi SDGs gelombang pertama sudah dilakukan bagi mahasiswa baru. Ke depannya, seluruh civitas akademika ITS akan melalui hal serupa baik mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga dosen.
Hasilnya tes akan menjadi bahan evaluasi ITS dan menciptakan pemahaman kolektif yang menyeluruh tentang SDGs dalam komunitas pendidikan. Hal ini juga jadi acuan, bila ITS adalah kampus yang mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkompetisi global. Terutama dalam membawa perubahan positif bagi bumi yang berkelanjutan.
“Hal ini dapat menjadi evaluasi dan kontribusi dari sumber daya manusia (SDM) ITS dalam mewujudkan SDGs,” kata sosok yang akrab dipanggil Icha dikutip dari rilis resmi ITS, Kamis (12/9/2024).
Materi Tes Literasi SDGs ITS
Tes yang diberikan berkaitan dengan pengetahuan mengenai isu-isu global krusial terkait SDGs. Seperti yang diketahui ada 17 poin tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, yakni:
- Menghapus kemiskinan
- Mengakhiri kelaparan
- Kesehatan yang baik dan kesejahteraan
- Pendidikan bermutu
- Kesetaraan gender
- Akses air bersih dan sanitasi
- Energi bersih dan terjangkau
- Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
- Infrastruktur industri dan inovasi
- Mengurangi ketimpangan
- Kota dan komunitas yang berkelanjutan
- Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
- Penanganan perubahan iklim
- Menjaga ekosistem laut
- Menjaga ekosistem darat
- Perdamaian
- Kemitraan untuk mencapai tujuan
Tes SDGs yang dilakukan ITS sudah sesuai dengan standar pemeringkatan perguruan tinggi internasional dari Association for the Advancement of Sustainability in Higher Education (AASHE). Standar ini dipilih karena dinilai relevan dengan standar yang diakui tingkat internasional
“Dengan berpedoman AASHE dapat dipastikan bahwa materi tersebut relevan dan sesuai dengan standar yang diakui di tingkat internasional,” tambah Icha.
Selama tes, peserta akan menghadapi sejumlah 41 soal. Terdiri dari 5 soal demografis profil peserta, 30 soal pilihan ganda, dan 6 soal esai.
Bahan Kurikulum Baru ITS
Setelah tes usai akan diketahui tingkat pemahaman peserta mengenai SDGs. Hasil ini akan dianalisis lebih lanjut dan dipetakan ke dalam berbagai kegiatan.
ITS juga akan merancang kurikulum baru yang berkaitan dengan pengintegrasian SDGs ke dalam kegiatan akademik dan non-akademik. Berbagi program baru terkait pengembangan SDGs juga akan dirancang dalam kebijakan akademik ITS.
Dengan upaya baik ini, Icha berharap tes ini dapat membentuk sosok yang berorientasi global. Karena hal ini juga bisa mendorong terciptanya inovasi dan keunggulan akademik baik di tingkat nasional atau internasional.
“Semoga tes ini juga dapat membentuk insan yang berorientasi global dan siap mengembangkan keterampilan serta prestasi bertaraf internasional,” tutupnya.
(det/nwk)