Jakarta –
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berkolaborasi dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk mengembangkan komponen dan perangkat lunak (software) kendaraan listrik. Kemitraan PENS dan VKTR ini didukung pendanaan sebesar Rp 2,73 miliar dari program Dana Padanan Kedaireka dari total nilai inovasi lebih dari Rp 7 Miliar.
Program Dana Padanan 2023 itu diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Selain itu, program ini dilaksanakan oleh Center for Research and Innovation on Advanced Transportation Electrification (CReATE) guna mendukung kemandirian teknologi inti kendaraan listrik nasional.
Hal ini seiring dengan meningkatnya komitmen global terhadap pencapaian Net Zero Emission (NZE), Indonesia turut bergerak cepat dalam mengadopsi teknologi kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
“Untuk sampai membuat sebuah electric vehicle itu butuh proses panjang. Tetapi, semuanya bertujuan untuk kemandirian Indonesia,” ungkap Dosen PENS sekaligus penerima manfaat program Dana Padanan (matching fund) 2023, Dadet Pramadihanto dalam keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).
Saat ini, banyak komponen kendaraan listrik, baik dalam bentuk sepeda motor maupun bus apron listrik yang masih diimpor dalam bentuk Completely Built-Up (CBU) maupun Completely Knocked Down (CKD).
Maka dari itu, diperlukan pengembangan inovasi lokal yang dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan memenuhi kebutuhan pasar domestik untuk mengatasi ketergantungan impor.
Kolaborasi antara PENS dan VKTR telah menghasilkan berbagai inovasi yang memiliki potensi besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik nasional.
Melalui penelitian yang intensif, PENS dan VKTR telah berhasil mengembangkan beberapa inovasi teknologi, termasuk swing arm dan komponen pendukung dengan kompatibilitas tinggi untuk konversi sepeda motor roda dua berbasis in-wheel drive.
Contoh inovasi yang paling menonjol adalah Motor Fluks Aksial Tiga Fase dengan Satu Rotor dan Dua Stator. Inovasi tersebut berupa teknologi motor listrik yang menawarkan efisiensi daya lebih tinggi.
Selain itu, mereka juga mengembangkan Sistem Manajemen Armada Bus Cerdas yang dirancang untuk meningkatkan pengelolaan dan operasi bus apron listrik di bandara.
Namun, kolaborasi PENS dan VKTR tidak hanya menghasilkan inovasi yang befokus pada efisiensi dan performa kendaraan listrik, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan. Dengan adopsi teknologi kendaraan listrik, emisi karbon dapat ditekan, yang sejalan dengan upaya global dan nasional untuk mencapai target NZE pada tahun 2060.
Menurut Dadet yang sekaligus Kepala Pusat Riset CReATE, proses menuju kemandirian teknologi kendaraan listrik nasional tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesiapan manufaktur dalam memproduksi komponen kendaraan listrik secara massal di dalam negeri.
Pasalnya, sampai sekarang Indonesia belum memiliki produsen yang mampu memproduksi motor listrik skala besar. Meskipun dari sisi inovasi teknologi, bangsa ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Namun, Dadet optimis kolaborasi antara kampus vokasi dan industri akan mempercepat kemajuan teknologi kendaraan listrik di Indonesia. Ini seperti yang telah dilakukan dengan VKTR dengan dukungan Dana Padanan yang digulirkan Kemendikbudristek.
Sejak dimulai kerja sama tahun 2021, PENS dan VKTR telah berhasil mematenkan 14 inovasi yang siap dikembangkan lebih lanjut.
“Jika dilihat dari negara industri lainnya, kita masih ketinggalan karena mereka sudah lama melakukan riset. Namun, dibandingkan negara-negara yang selevel dengan Indonesia, kita tidak kalah,” katanya.
Percepatan elektrifikasi kendaraan listrik di Indonesia merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemandirian teknologi sekaligus mencapai target lingkungan yang lebih baik.
Inovasi yang dihasilkan oleh PENS dan VKTR, mulai dari sepeda motor listrik hingga sistem manajemen bus apron listrik, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di industri kendaraan listrik global.
Meskipun masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal manufaktur, kolaborasi yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak akan membawa Indonesia menuju era baru transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Inovasi
Selain riset dan pengembangan teknologi, keberhasilan percepatan elektrifikasi kendaraan di Indonesia juga bergantung pada kolaborasi antara berbagai pihak. Dalam hal ini, kemitraan PENS dengan VKTR menunjukkan bagaimana sinergi antara akademisi dan industri dapat menghasilkan inovasi yang berdampak besar.
Program Dana Padanan dan Kedaireka semakin menunjukkan dampak positif sejak diluncurkan tahun 2020 melalui Merdeka Belajar epsiode keenam.
Kini, kolaborasi riset antara perguruan tinggi dan industri meningkat tajam. Buktinya, jumlah proposal penelitian yang diterima perguruan tinggi dari perusahaan naik dari 1.200 pada tahun 2021 menjadi 5.600 pada tahun 2023.
Sementara itu, pendanaan penelitian pun meningkat hingga 420%. Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan peringkat Indonesia dalam Global Innovation Index (GII) dari posisi 87 pada tahun 2021 ke-61 pada tahun 2024.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Plt. Dirjen Diksi) Kemendikbudristek, Tatang Muttaqin menyampaikan dampak dana padanan dan kedaireka terhadap pembelajaran di kampus vokasi.
“Tiga tahun pelaksanaan program Dana Padanan (Matching Fund) juga telah mendorong ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi dan industri. Ribuan mahasiswa telah merasakan dampak program ini. Mereka belajar dan dibimbing langsung oleh ribuan profesional yang ikut terlibat dalam program ini setiap tahun,” ungkap Tatang.
“Dengan langkah-langkah strategis dan kerja keras, pendidikan vokasi dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain penting dalam industri kendaraan lsitrik global, dengan adanya dukungan dari pemerintah, industri, dan lembaga riset.
Harapan besar tertuju pada inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh berbagai perguruan tinggi dengan mitra industri seperti PENS dan VKTR, yang tidak hanya berkontribusi terhadap pembangunan industri kendaraan listrik, tetapi juga terhadap upaya mencapai target keberlanjutan lingkungan.
(anl/ega)