Jakarta –
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu’ti MEd, optimis seluruh programnya akan berjalan meski kini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dipecah menjadi tiga, termasuk anggaran. Menurutnya rasa optimisme perlu dibangun untuk mencapai cita-cita pendidikan bermutu bagi semua.
“(Dapat) Rp 33 sekian triliun ya. Saya tidak ingat persis angkanya, nanti kita cek lagi,” tutur Mu’ti kepada detikEdu di kantornya, Jl Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Meski demikian, Mu’ti optimis program-program prioritas di Kemendikdasmen akan berjalan.
“Harus dong harus (optimis). Kalau kita nggak optimis kita tidak memiliki etos untuk mencapai cita-cita yang mulai,” imbuh Mu’ti.
Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan anggaran sementara tiga kementerian pecahan Kemendikbudristek telah disepakati dalam rapat tertutup bersama Mendikdasmen Abdul Mu’ti serta Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro, Senin (18/11/2024) kemarin. Rencananya, pagu anggaran Kemendikbudristek 2025 sebesar Rp 93,6 triliun dibagi untuk tiga kementerian.
“Ya, jadi tadi kalau dari Rp 93 triliun itu, ya, sekitar mungkin Rp 30 triliun sekian di Kemendikdasmen, kemudian ada Rp 50 triliun sekian di Kemendiktisaintek, kemudian Rp2 triliun sekian di Kementerian Kebudayaan,” kata Hetifah usai rapat.
Jalin Kerja Sama Antar Kementerian Jalankan Program
Terkait pecahnya Kemendikbudristek menjadi tiga, Mu’ti mengaku lebih suka memakai istilah ‘pisah’ dibanding ‘pecah’. Karena menurutnya dua hal tersebut memiliki arti yang berbeda.
“Saya tidak menggunakan kata pecah tapi pisah. Beda ya, pecah dengan pisah itu. Karena itu ada lagu berpisah tidak berarti bercerai. Saya nggak hafal lagunya karena lagu Minang,” ungkap Sekum PP Muhammadiyah itu dengan nada canda khasnya.
Sehingga keadaan yang ada saat ini menurut Mu’ti bukan perpecahan tetapi berpisah untuk fokus ke satu bidang masing-masing. Dalam kewenangannya yakni pendidikan dasar dan menengah.
Ia juga menjelaskan meskipun perpisahan yang ada tidak menutup kemungkinan terjalin kerja sama antar kementerian. Berbagai program Kemendikdasmen dipastikan tidak akan berjalan sendiri melainkan bekerja sama dengan kementerian lain.
Contohnya program Wajib Belajar 13 Tahun akan dijalankan Kemendikdasmen bersama Kementerian Desa, program Sekolah Sehat akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, atau program Sekolah Aman terjalin kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Jadi nggak bisa kami ini kerja sendiri,” tambahnya.
Tentang anggaran, Mu’ti menjelaskan secara umum anggaran pendidikan terbagi di empat tempat. Yakni Kemendikdasmen, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Kementerian Agama, serta beberapa kementerian lain yang membawahi pendidikan kedinasan. Seperti antara lain Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perhubungan. Sehingga sinergi antar kementerian tidak bisa terelakkan.
Kerja Sama Antar Kementerian Ditekankan Prabowo Subianto
Mu’ti menambahkan kerja sama antara kementerian juga ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan kepada seluruh menteri dalam retret ke Magelang beberapa waktu lalu.
“Presiden menekankan pentingnya kerja sama antar kementerian, membangun tim (atau) tim building,” tandasnya.
Sehingga kini banyak para menteri saling bertemu satu dengan yang lainnya, termasuk dirinya. Dalam pertemuan ini dibahas langkah untuk mensinergikan program-program lintas kementerian.
(det/nwk)