Jakarta –
Guru SMA-SMK Dharma Karya Jakarta, Ina Magfiroh dan Raden Suhendro, mendapat hadiah umrah ke Tanah Suci pada awal 2025 mendatang. Apresiasi ini diberikan Yayasan Pendidikan Dharma Karya (YPDK) setiap tahun untuk mendukung peningkatan kinerja dan aktualisasi nilai Islami bagi guru dan karyawan berdedikasi.
“Semoga menjadi berkah bagi kami dan sekolah untuk menjadi lebih baik lagi,” tutur Raden Suhendro usai perayaan puncak HUT ke-67 YPDK di SMA-SMK Dharma Karya, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ditulis Kamis (12/9/2024).
Guru Seni Musik dan Ekskul Band SMA Dharma Karya Jakarta, Raden Suhendro. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
|
Raden Suhendro, akrab disapa Edo, tercatat sebagai Sarjana Hukum Universitas Bung Karno. Namun, kecintaan dan pengalamannya di bidang musik sejak kecil mengantarkannya untuk mendidik siswa di bidang seni musik hingga membina ekstrakurikuler (ekskul) band di SMA Dharma Karya Jakarta.
Mandiri sejak remaja, Edo ngamen untuk membiayai kuliah dan kehidupan sehari-hari. Ia kemudian mulai tampil di kafe dan panggung-panggung, lalu bekerja di bidang pemasaran di salah satu distributor alat musik kenamaan di Tanah Air.
Terjun ke dunia pendidikan bukan kesengajaan bagi Edo. Diminta untuk menggantikan temannya yang diterima sebagai guru PNS, ia pun menyelami kesempatan ini.
Di kelas, Edo mengembangkan metode pengajarannya sendiri agar menarik minat belajar semua siswa di kelas. Sadar bahwa tidak semua anak punya kesempatan bergantian latihan dengan alat musik yang ada, ia mendorong siswa untuk latihan vokal bersama.
“Kalau diajak nyanyi, lebih banyak yang mau, jadi lebih engaged selama kelas,” ucapnya.
Seiring waktu, Edo juga membimbing siswa untuk mengasah kreativitasnya melalui pembelajaran seni rupa dan seni tari. Untuk seni rupa, ia mendorong anak untuk belajar menggambar mulai dari kertas, secara digital, maupun di atas kanvas.
“Memang tidak semuanya yang punya handphone atau tablet dengan spesifikasi yang mencukupi. Jalan tengahnya tetap (menggambar) manual melalui buku gambar. Tapi setelah itu, kita beranjak ke kanvas. Levelnya seperti ujian akhir. Jadi progresnya tetap ada, mulai dari sketch, ataupun digital, atau nanti digital,” ucapnya.
“Anak punya bakat seni ataupun tidak, saya coba untuk tetap memupuk jiwa seni dalam diri mereka. Karena pada dasarnya semua orang mempunyai ide seni dan kemampuan itu. Bedanya, bagaimana ia mau mengembangkan atau tidak,” imbuh Edo.
Bangun Budaya Berbahasa
Guru SMK Dharma Karya, Ina Magfiroh. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
|
Sementara itu, Ina Magfiroh mengabdi di SMK Dharma Karya. Lulus dari Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Jakarta (UNJ), ia mulai mendidik siswa sejak 2017.
Guru muda ini mengaku sempat punya sedikit kekhawatiran menghadapi siswa SMK yang terpaut usia tidak jauh darinya. Namun, ia cepat beradaptasi menjadi guru yang menerapkan kedisiplinan ketat.
“Di pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya, saya menerapkan aturan bahwa tidak ada yang boleh bicara tidak sopan. Kalaupun ada, pasti kena hukuman. Begitupun saya,” ucapnya.
“Karena itu, kalau bicara harus benar-benar direm. Nggak boleh bicara dengan anak atau memberitahu mereka dengan ngomel-ngomel. Ya, tapi masih ada yang bilang, ‘Bu Ina galak, Bu Ina galak’,” imbuhnya tertawa.
Ina menuturkan, pembelajaran bahasa Indonesia penting bagi para siswa untuk mendukungnya dapat berkomunikasi dengan baik dan benar. Sebab, kemampuan berbahasa inilah yang turut mendukung siswa untuk dapat terserap dan diapresiasi di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika).
“Karena itu, kita (guru) pun harus jadi contoh buat mereka (siswa). Walau kosakata kekinian kini makin banyak, dan makin banyak juga yang harus kita pahami, perlu dipilah dan direm saat berada di sekolah,” ucapnya.
Baginya, menjadi guru salah satunya adalah soal konsistensi menjadi teladan bagi siswa. Ini yang coba diupayakannya setiap hari.
“Kalau bukan kita yang rem, akan menjadi kebiasaan kurang baik. ‘Orang yang sekolah saja begitu, bagaimana yang tidak sekolah?’ Jadi saya juga menerapkan ke diri saya, terutama di depan siswa,” imbuhnya.
(twu/nwk)