Jakarta –
Dalam era digital yang dipenuhi dengan perkembangan teknologi, new media menjadi perwujudan dari perubahan tersebut. Dengan kemampuannya yang fleksibel dan interaktif, new media menawarkan berbagai potensi dan peluang.
Melihat hal tersebut, detikcom berkolaborasi dengan UIN Jakarta dan mengadakan workshop detikcom Goes to Campus dengan tema ‘Understanding New Media dan Branding on Social Media’. Acara ini dilaksanakan di Teater Prof. Aqib Suminto Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta pada Rabu (20/11).
Dalam sesi Understanding New Media, Wakil Pemimpin Redaksi detikcom Ardhi Suryadi menjelaskan tentang New Media hingga skill set apa saja yang dibutuhkan seseorang untuk berkarir di dunia media. Ia memulai diskusinya dengan menunjukkan data dari Dewan Pers tahun 2024 yang menyebut Indonesia memiliki jumlah media terbanyak dengan lebih dari 80 ribu wartawan. Media-media ini terdiri dari media online (1.015), cetak (442), televisi (377), dan media radio (18).
“Media online lebih banyak karena investment mereka tuh lebih kecil dibandingkan dengan media konvensional, seperti radio ataupun tv. Kenapa? Kalau media tv mereka harus ada investasi dari sisi profesi, peralatan, dan segala macem. Sedangkan untuk temen-temen di media online investasinya tuh lebih relatif sedikit karena mungkin mereka hanya perlu domain, outsource untuk kebutuhan teknis, alat membuat website, dan infrastruktur di back end,” jelas Ardhi dalam keteranganya, Rabu (20/11/2024).
Ardhi menjelaskan ada beberapa perbedaan yang kontras antara old media dan new media pada saat ini. Perbedaan tersebut mencakup akses, persaingan, konten, tuntutan pekerja, dan penentuan isu.
“Tuntutannya sekarang tuh ga cuma harus bisa nulis, tapi juga bisa foto, bisa video, termasuk juga bikin konten di sosial media. Kelima ada penentuan isu, sekarang kita bisa pake banyak tools istilah kerennya sih data driven,” lanjutnya.
Terkait tuntutan tersebut, Ardi menyampaikan skill set apa saja yang perlu dimiliki seseorang supaya bisa berkecimpung di sektor media. Ada tiga skill set utama yang disorot oleh Ardhi di workshop kali ini.
Skill pertama yang harus dimiliki adalah SEO atau Search Engine Optimization. SEO merupakan hal yang penting dalam pembuatan suatu konten. Pasalnya, dengan SEO sebuah konten bisa ditampilkan di halaman pertama mesin pencarian, seperti Google.
“SEO ini bukan suatu hal yang kebetulan, tetapi suatu hal yang diupayakan. Ada aturan mainnya bagaimana konten kita bisa muncul di first pagenta Google,” ujarnya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat konten SEO jauh lebih efektif.
“Keywordnya tuh apa yang ingin kita sasar, jadi judulnya juga harus sesuai. Backlink-nya, caption fotonya, panjang dan kedalaman beritanya juga dipertimbangkan. Lalu juga ada artikel atau video terkait. Itu jadi pertimbangan SEO,” lanjut Ardhi.
Dalam dunia media dan redaksi, sosial media memiliki peran yang krusial. Sosial media dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan berita terbaru.
“Lalu untuk engagement, buat menarik komentar, share. Buat sumber informasi dan konfirmasi pada pihak terkait. Lalu yang terakhir buat sosial listening untuk melihat keriuhan di media sosial itu apa sehingga bisa kami tangkap jadi pertimbangan kami untuk membuat konten,” jelas Ardhi.
Sebagai informasi, detikcom Goes to Campus merupakan kegiatan diskusi offline yang dilakukan di lingkungan kampus yang mempertemukan narasumber, mahasiswa, dan mahasiswi untuk berdiskusi bersama mengenai topik tertentu. Program ini diharapkan dapat memberi pembelajaran dan meningkatkan wawasan, skillset, serta minat mahasiswa, akademisi dan dosen mengenai kehidupan dunia kerja dan referensi untuk peningkatan kurikulum di bidang media dan sosial media.
(akn/ega)